Nov 29, 2009

Haruskah kesetiaan Diuji?

 Beberapa waktu yang lalu saya pernah melakukan survey dengan pertanyaan haruskah kesetiaan diuji? Dengan pilihan jawaban harus, perlu dan tidak. Dan hasil polling haruskah kesetiaan diuji ini cukup mencengangkan. Dari 100 orang responden, 85 orang mengatakan perlu, 8 orang mengatakan harus dan 7 orang mengatakan tidak. Hasil ini menunjukkan bahwa pada dasarnya sebagian besar  setuju kalau kesetiaan memang perlu diuji. Tapi tidak harus. Hmmh.., fenomena apa ini? sebuah indikasi lunturnya kepercayaan seseorang terhadap pasangan? Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.

Keinginan untuk menguji kesetiaan pasangan tidak serta merta menunjukkan ketidakpercayaan seseorang terhadap pasangannya. Selama keinginan tersebut tidak muncul dari rasa ketidak percayaan. Tapi untuk meyakinkan diri bahwa pasangan kita saat ini adalah seseorang yang memang layak dipercaya.

Bukankah kepercayaan adalah hal mutlak diperlukan dalam sebuah hubungan? Betul sekali. Tapi pertanyaannya, kenapa kita harus mempercayai pasangan? Apa alasan kita mempercayai pasangan? Apakah pasangan kita benar-benar bisa dipercaya? Tentu kita harus punya alasan yang kuat dan tepat. Sangat menggelikan kalau alasan kita mempercayai pasangan hanya karena status. "Saya percaya sama dia karena dia  adalah pacar saya" Halah..!

Rasanya sangat bodoh kalau kita memberikan kepercayaan penuh kepada orang yang belum teruji. Maka jawaban yang paling tepat adalah "saya mempercayai pacar atau pasangan saya karena dia sudah teruji kesetiaannya dan terbukti bahwa dia adalah orang yang bisa dipercaya." Inilah alasan yang paling tepat.

Mungkin karena itulah 85 orang dari 100 orang mengatakan bahwa kesetiaan perlu diuji. Sekali lagi bukan karena kita tidak percaya tapi untuk meyakinkan diri bahwa kita memberikan kepercayaan kepada orang yang tepat. Orang yang sudah teruji kesetiaannya.

beritahu teman anda artikel-artikel bagus dari gen22.blogspot.com