May 31, 2010

Tips Jadi Pendengar yang Baik

Menjadi pendengar yang baik saat teman sedang curhat atau dengan kata lain jadi teman curhat yang baik memang tidak mudah. Terkadang, jadi pendengar bisa sangat membosankan. Kebanyakan orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Padahal, manusia diciptakan Tuhan dengan dua telinga dan hanya satu mulut. Secara simbolik, itu berarti seharusnya manusia bisa lebih banyak mendengar daripada berbicara. Tapi tentu saja semuanya harus balance. Selain dituntut untuk bisa mendengar, manusia juga harus punya kemampuan berbicara. Listening skill dan speaking skill kalau kata Tukul.

Dan saya menemukan sesuatu yang menarik di sini, terkait dengan kemampuan mendengar dan berbicara. Bahwa mereka yang dianggap ahli dalam seni berkomunikasi awalnya adalah pendengar yang baik. Para pembicara yang hebat, umumnya adalah mereka yang senantiasa membuka telinga mereka untuk mendengarkan banyak hal (bukan berarti nguping loh, ya..!). Jangan harap kamu bisa menjadi seorang pembicara yang baik sebelum kamu bisa jadi pendengar yang baik. Intinya seperti itu.

So, menjadi pendengar yang baik adalah penting. Terlepas dari niatan kamu untuk menjadi ahli berbicara atau tidak. Nah, yang jadi pertanyaan adalah "Bagaimana cara menjadi pendengar yang baik" dan meraih manfaat dari mendengarkan. Oke, ini akan kita bahas dalam artikel ini, tips jadi pendengar yang baik.

1. Kenali manfaatnya

Salah satu penyebab kenapa tidak banyak orang tertarik untuk menjadi pendengar adalah karena mereka kurang mengetahui apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan yang menurut sebagian orang membosankan ini. Padahal banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil, mungkin lebih banyak dari berbicara. Sebagai langkah awal untuk memotivasi kamu menjadi seorang pendengar yang baik, maka kamu harus mengetahuinya.

Dan kabar baiknya adalah, saya sudah pernah menuliskannya dalam 7 manfaat mendengarkan. Silahkan di cekidot..!

2. Meluangkan waktu

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan mendengarkan ini tentunya kita harus meluangkan waktu untuk melakukannya. Tentu saja karena proses mendengarkan ini berbeda dengan mendengarkan radio atau mendengarkan musik dari mp3 player. Lebih dari itu, kegiatan mendengarkan di sini adalah sebuah proses yang di dalamnya memerlukan sebuah interaksi dari kedua belah pihak.

Kalau ada seseorang yang mengajak berbicara (curhat) sementara kita tidak punya waktu untuk mendengarkan, maka mengatakan hal yang sebenarnya adalah lebih baik. daripada meng-cut pembicaraan karena kita sudah kehabisan waktu.

3. Fokus / memegang perhatian (bukan pegang yang lain)

Fokuskan perhatian pada lawan bicara dan pada hal yang sedang dibicarakan. Mendengarkan sambil bermain Hand Phone atau benda lainnya sangat tidak dianjurkan. Ini akan membuat orang yang sedang berbicara merasa tidak mendapatkan perhatian, lebih jauh lagi merasa tidak dihargai.

Salah satu cara untuk menunjukkan minat kita terhadap apa yang sedang dibicarakan adalah dengan memberikan feed back (umpan balik). Bisa berupa pertanyaan atau pengulangan mengenai apa yang kita tangkap dari pembicaraan tersebut.

4. Memberikan respon yang positif

Kamu bisa menunjukkan respon yang baik dengan menggunakan bahasa tubuh yang tepat. Menghadapkan tubuh ke arah lawan bicara dan memusatkan pandangan pada satu titik merupakan sinyal positif bagi lawan bicara kamu.

Bersikap santai dan senyaman mungkin (tidak terlihat kaku dan gelisah) akan membuat semacam reflekis bagi lawan bicara untuk melakukan hal yang sama.

5. Memahami arah pembicaraan

Memahami apa yang sedang dibicarakan dan mengetahui ke mana arah pembicaraan tersdebut juga penting. Agar kita bisa memetik poin-poin penting untuk menarik kesimpulan dari apa yang sedang dibicarakan.

Pada saatnya nanti, ketka kita diberi kesempatan untuk untuk memberikan masukkan atau pandangan mengenai masalah yang sedang dibicarakan, kita sudah siap.

6. Jangan terburu-buru mengungkapkan pandangan

Jangan terlalu cepat memberikan pandangan atau solusi sebelum lawan bicara selesai dengan ceritanya. Meski pun kita sudah tahu ke mana arah pembicaraan dan apa permasalahan yang sedang di hadapi.

Memberikan solusi terlalu cepat hanya akan membuat lawan bicara merasa tidak dihargai. Jadi, tunggulah sampai mereka menyelesaikan pembicaraan dan meminta pendapat kamu.

7. Memahami sisi psikologis lawan bicara

Banyak orang beranggapan bahwa ketika ada seseorang yang datang pada mereka dan menceritakan masalah yang dihadapinya, itu berarti orang tersebut membutuhkan solusi untuk masalah-masalah yang sedang dihadapinya.  Anggapan ini mungkin saja benar, mungkin juga tidak. Sebab, pada kenyataannya banyak dari mereka yang hanya ingin didengar. Mereka butuh tempat untuk mengungkapkan semua yang ada di dalam hatinya. Mereka butuh seseorang yang mereka pikir bisa mengerti, turut merasakan apa yang sedang dihadapinya, dan bukannya Mr Solution.

Untuk orang-orang yang datang dengan harapan bisa bisa mendapatkan solusi atas permasalahan yang sedang mereka hadapi, biasanya dalam pembicaraannya sering melontarkan pertanyaan (menurut kamu gimana..? atau aku harus bagaimana yah?, dlll).

Sementara, mereka yang datang karena hanya ingin didengar, ingin dipahami mereka lebih seperti bercerita dan berkeluh kesah serta meminta dukungan. Di sela sela ceritanya, mereka sering melontarkan kalimat seperti "iya, kan..? aku bener kan..? Ngga salah dong..? dsb". Jelas sekali mereka meminta sebuah dukungan dari lawan bicara.

Memahami perbedaan keduanya sangatlah penting. Karena dari sanalah, kita menentukan di mana kita akan memposisikan diri. Sebagai Mr solution, atau cukup hanya dengan menjadi pendengar yang baik.