Puisi Harapan - Kumpulan Puisi Picky Chapaka - Sengaja kumpulan puisi karya Picky Chapaka ini saya masukkan dalam puisi harapan. Saya lihat puisinya bagus banget. Dan dari bait-bait puisinya, saya menemukan sebuah harapan tersimpan di sana.
puisi cinta, puisi romantis, puisi sedih
Salam terindah dari senyummu.
Getar-getar hati menatapnya kagum,
Menghujam dada seberkas cinta,
Menciutkan mata sesosok indahmu.
Heran tundukkan kepala.
Kenapa... kenapa ada banyak sekali cahaya
yang bersinar di kala kau mulai layu?
Sementara aku, hanyalah remang-remang kecil yang tak sempat memberimu arti.
Mengapa... mengapa ada banyak sekali warna
yang menghiasi ketika duniamu mulai kelam?
Sedangkan aku, hanyalah hitam lapang yang mustahil mewarnaimu.
...Menanti...
...Tertatih...
...Letih...
...Sedih...
...Pedih...
...Perih...
...Cemburu...
...Rindu...
Semua menyatu dalam butiran hampa.
Tidak salah lagi... ya, tidak salah lagi.
Bahwa butiran hampaku akan terjawab oleh suatu masa...
oleh suatu kelak, suatu hari, suatu waktu..
suatu ketika di mana tali kuat perjanjian cinta menjeratmu bersamanya
di bawah Ayat-ayat Suci, dalam restu keluarga dan kerabatmu.
Kan jadi saksi kilaunya air mata harumu.
Fiuuuh...!!! Kulewatkan ribuan hari dengan penantian terburuk
hanya untuk memastikan hari pernikahan?
Tidak masalah.
Tak akan ada kecewa...
Tak akan ada sesal...
Tak akan ada derita...
Yang ada...
Hanya membohongi diriku sendiri.
2. Kabar
Bodoh sekali...
Sudah sekian lama tubuh menanti keinginan hati
Mengawasi pagi yang kian ingkar janji,
Membawa pergi matahari dan belum juga kembali.
Oleh sebatalion rindu aku dicegat dan dijaga ketat,
Dijerat mimpi yang kian membawaku tersesat,
Dalam lamunan malam, tanpa hasrat,
Hanya mendamba kabarmu setiap saat.
Ingin sekali rasanya menutup catatan dan meletakkan pena,
Namun cintaku tak sependek jejak waktu.
Menggulung dan memistery dalam hati,
Dipasung, diikat, dirantai dan disegel dengan gembok raksasa.
Harapanku bukanlah hadirmu...
Melainkan sejawaban dari apa kabar?
Jika terjawab tuntas, embun akan menghujani hausku,
Dan pagi akan segera tiba di ufuk Timur.
3. Sisa
Menggigilku dipasung kesendirian
Dengan mata buta karena ditelan kegelapan.
Hanya bisa merajut mimpi dengan sisa-sisa warasku
Menanti embun yang telat bagai senja.
Di sana... titik-titik biru muncul
Berterbangan lalu hilang bagai setan.
Setelah sadar, ternyata aku cuma meram
Saat membuka matapun, kegelapan masih menyorotiku.
Ingin bangkit tapi tak tahu mau apa,
Ingin bernyaman di sini, aku sedang apa?
Walau warasku yang di ujung tanduk,
Aku tahu, aku tidak dapat melakukan satupun dari keduanya.
Saatnya mengakhiri cerita...
Setelah sekian lama episodenya kuperpanjang dengan omong kosong.
Walau aku tak mampu lagi berdiri...
Sekalipun membangkai di sini...
Otopsilah sisaku! Catatan di dalamnya menunjukkan...
Cintaku masih tersenyum.
Kumpulan puisi harapan ini merupakan karya Picky Chapaka