Jun 14, 2011

Cerpen: Cinta Bukan Mie Ayam

Cerpen yang satu ini masuk kategori Cerpen cinta atau Cerpen Persahabatan, yah? Apa masuk dua-duanya? hmmh, yang jelas cerpen kiriman dari Nela apryliani ini menarik untuk dibaca ^_^

Cinta Bukan Mie Ayam
oleh:Nela Apryliani

Tiga cewek bersahabat...namanya Aya, Eca, dan Sifa. Ke-tiganya bukan hanya sahabat tapi juga masih ada hubungan saudara. Kalau pergi kemana-mana pasti selalu bareng-bareng, terkadang mereka ngabisin waktu cuma buat mondar-mandir dari rumah Aya kerumah Sifa dan begitu sebaliknya.
Pada malem minggu ini mereka ngumpul di rumah Aya, namun tiba-tiba salah seorang teman cowo datang.

"Aya...Aya..."(bisiknya dari jendela)

Ingin tau siapa yang memanggilnya Aya pun keluar dari rumahnya, dilihatnya disamping rumahnya ternyata si Prio, tetangga baru Aya.

"Eh Prio... kirain siapa... ada apa tumben manggil-manggil aku? Apa mau ketemu ama Eca ya...? kebetulan tuh lagi ada di dalam, bentar ya... biar aku panggilin dulu."

Saat baru satu langkah Prio langsung menarik tangannya.

"Entar dulu-entar dulu, ga usah dipanggilin orang aku perlunya sama kamu ko."
"Hah...? sama aku.., ga salah...? Eca di dalem ko' biar aku panggilin yaaa...."
"Ga usah, beneran deh. Aku lagi ga pengin ketemu dia. Aku cuma lagi butuh kamu sebentar."
"Maksudnya...?"
"Ada yang pengin ngomong ama kamu..."
"Siapa...???"
"Ada deh..."
"Anak sini bukan...? Atau anak baru...?"
"Anak baru, eh... bukan ding anak sini aja."
"Kalau emang dia anak sini,kenapa ga kesini aja.."
"Dia malu, udah yuk... ikut aku bentar... aja. itu tuh... disitu ko'anaknya.bentar aja yuk.!!" (sambil menarik tangan Aya)
"Ga...pokoknya aku ga mau titik.kalau emang dia mau ketemu and mau ngomong ama aku,ya udah kesini dong. Kalau aku yang harus kesana aku ga mau."
"Bentar doang ko' Ya...please..."
"Sekali ngga ya ngga titik ga pakai koma."

Aya langsung masuk rumah dan meninggalkan Prio (cowonya Eca) sambil menggelengkan kepala ia menghampiri kedua sahabatnya.

"Aku ga ngerti deh Ca...ama cowo kamu."
"Aenapa, emang tadi cowo aku ya...?"
"Aya..tadi cowo kamu ga tau mau ngomong apa aku tinggal aja abiznya aneh. hehe..."
"Biarin aja.."
"Kamu lagi marahan ya...ma dia, tumben malem minggu ga ketemuan.tadi juga waktu aku bilang ada kamu di dalam eh... katanya malah suruh jangan berisik."
"Ga tau tuh orang, ga ada kabar dari tadi pagi, ngambek kali."

Sifa yang tak kebagian pembicaraan langsung nyaut.

"Iya deh...yang lagi pada ngomongin cowo, aku mah diem aja deh. Ga ngerti masalah gituan. Aku ga ngerti soal cowo."

Aya langsung menyautnya.

"Udahlah ga penting ini. Kalian ada yang tahu ga sih... kira-kira siapa sih yang mau ketemu and  ngomong ama aku tadi..."
Serempak keduanya menjawab...

"Mana kutahu..."(sambil tertawa seperti menyembunyikan sesuatu.).

Walau sedikit cuek, namun sebenarnya ia masih penasaran siapa sih yang pingin ketemu and pingin ngomong ma aku,lagi pula mau ngomong apa ya...kenapa ga ngomong langsung aja sih...kenapa mesti lewat temen...kenapa pula mesti aku yang nyamperin dia...kenapa bukan dia aja yang nyamperin aku...?.Dalam hatinya bertanya-tanya ingin  tahu.

Saat Aya ingin pergi ke rumah Sifa ia bertemu dengan Rio (kakak sepupu Sifa),kali ini aneh, ia tidak bersikap seperti biasanya. Bersikap diam, acuh, cuek, dan seperti menyembunyikan sesuatu tapi, entah apa itu. Sesampainya di rumah Sifa, Aya menyinggung sedikit tentang sikap Rio yang sedikit aneh. Sifa hanya menanggapi itu hal yang biasa saja, namun bagi Aya ini ga biasa.

"Sifa tadi aku ketemu Rio, tapi dia aneh tau. Masa ketemu aku cuma diam and pergi menghindar, kaya ada yang di sembunyiin gitu...aneh yaa..?"
"Ahh...masa sih, dia begitu ma kamu...?"
"Iya...kamu tahu sendiri, biasanya udah paling jail kenapa sekarang jadi pendiam gini yaa... anehkan...?"
"Mm..mm.. ga biasa aja, eh iya sih sedikit aneh. Tapi... kenapa dia jadi gitu ya ma kamu..?"
"Orang aku nanya, ngapain jadi kamu yang nanya..."
"Oh iya..ya...ya udah deh ga usah dibahas."

Tiba-tiba Eca dateng,...

"Woy... pada ngumpul ko' ga bilang-bilang sih..."
"Lagian biasanya jam segini kamu lagi tidur..." (saut Sifa)
"Oh iya... Aya, kamu tau ga..., kalau sebenarnya Rio itu suka tahu sama kamu."
"Hahh...? Rio...? Suka sama aku...? Ya ga mungkinlah.. .ngigo kamu ya... orang udah tiga hari ini aja dia aneh ma aku."
"Aneh kenapa...?"
"Iya... dia tuh ahir-ahir ini suka menghindar kalau ketemu aku ga tau kenapa.kalau ketemu cuma ngeliat sebentar tanpa ngomong apa-apa udah deh langsung pergi gitu aja, biasakan suka nanya mau kemanalah, apalah. Ngeliat aku udah kaya hantu aja kali ya..."
"Justru itu dari keanehannya udah nunjukin kalau dia tuh suka sama kamu cuma malu aja buat ngomongnya. Anak kaya' dia tuh ga mungkin diam kalau ga nyimpen sesuatu, bener ga Sif..?"
"iya bener..."
"aku masih ga percaya kalau dia tuh suka ma aku,kalau emang dia suka sama aku kenapa ga ngomong aja...kenapa mesti ngumpet-ngumpet kaya gini..."
"bener yaaa...entar kalau dia ngomong langsung awas ya...berarti bener apa yang aku omongin."(Eca masih ngotot).
"ok...!!!"

Malam minggu lagi...tapi malem minggu ini ada tontonan,Sifa dan Eca nyamperin Aya mereka berharap dia mau ikut bergabung dengan mereka ke tontonan tersebut.Walaupun Aya adalah orang yang paling sulit untuk diajak keluar karena,ia jarang mendapat ijin dari ayahnya apalagi dimalam hari kemungkinannya sangat kecil untuk bisa keluar dengannya.Namun malam ini,mereka berdua berharap agar Aya bisa keluar rumah.Dengan rasa sdikit takut,mereka mencoba memanggil Aya,sampai ahirnya ia keluar juga.

"lama banget sih kamu keluarnya..."
"sory...tadi aku lagi bantuin ibu aku di dapur..."
"kerajinan banget sih..."(cetus Eca)
"ya udah yuk masuk..."
"eh...kita ada acara nih...mau nonton,kamu ikut yaaa....jangan bilang ga bisa lho,entar kita ga ada temennya."
"mau nonton apa sih...?lagian udah ada Sifa kan yang nemenin..."
"nonton dangdut,ga ah...ga seru tau kalau ga ada kamu..."
"apa...?nonton dangdut...?ga ah aku ga suka dangdut juga,bisa aja ngrayu'nya..."
"beneran kalau ga ada kamu tuh ga seru tau,ga usah nonton dangdutnya yang penting kita bisa keluar..."
"iya Aya...ikut dong!! aku juga ikut ko'.yang penting kita ga usah pulang terlalu malam."

Kedua sahabatnya masih saja merayu-rayu dan merintih agar Aya ikut dengan mereka,sepertinya mereka punya misi,namun Aya masih belum juga tahu. Akhirnya,mereka pergi juga,dengan seizin dari ayahnya Aya pergi bersama sahabat-sahabatnya.
Ditengah perjalanan,terdengar ada yang memanggil Aya...tampak dari jauh, Eca dan Sifa menengok sementara Aya yang tidak tahu hanya diam saja. Namun,kedua temannya menghentikan langkah mereka dan...

"Aya...seperti ada yang memanggil kamu deh..." kata Sifa.
"iya..." sambung Eca.
"mana...ga ada ah..."

Keduanya terus meyakinkan Aya,sampai keluarlah salah seorang yang mereka kenal dan tak lain adalah Rio. Hah...?ngapain dia disana ,batin Aya. Dan Rio pun memanggilnya,

"aya...aya..."seperti suara Rio.
"ngapain sih si Rio pake mangil-manggil aku segala,ketumbenan."(gumam Aya dalam hati)
"eh...ngapain lu...mau ngikut kita...?" teriak si Eca.
"aku pengin ngomong sama Aya..." saut Rio
"buruan gih penting. Bentar doang ko'." sambung Prio.

Eca dan Sifa terus memaksa Aya untuk menemui Rio,namun Aya yang pemalu tak mau menemuinya,karena kedua sahabatnya sudah bersepakat untuk mempertemukan Aya dan Rio maka mereka tetap saja memaksa Aya untuk menghampirinya. Karena kesal, Aya memutuskan untuk pulang dan membatalkan rencana mereka untuk nonton.
Akhirnya,mereka mengalah dari pada Aya harus pulang untuk meninggalkan mereka,dan menuruti keinginan Aya untuk meninggalkan Rio dan Prio yang sedang menunggu mereka di sebelah sana.
Keesokan harinya ketiga sahabat itu masih tampak bersama,dan mereka tampak becanda-canda namun tiba-tiba;

"ahh payah neee Aya...gara-gara kamu kita ga jadi makan mie ayam deh..."

Sifa memberi tanda pada Eca supaya diam, namun Eca tak menghiraukan ia sudah keburu kesal dan emosi. Aya yang tak mengerti menjadi kebingungan dan semakin bingung.

"maksud kamu apa sih...aku ga ngerti deh..."
"iya gara-gara kamu kita ga jadi di traktir makan mie ayam tau...". Eca semakin tak bisa menahan emosinya.
"mie ayam...?apa hubungannya sama aku...?"
"Eca...udah ga usah dilanjutin."
"biarin aja Sif...biar dia tau, gara-gara dia kan kita ga jadi ditraktir mie ayam, coba kalau dia mau jadian sama Rio".
"aku...Rio...apa hubungannya...? berarti kalian semua tahu dong, atau..."
"iya sebenarnya kita tahu kalau Rio tuh sebenarnya suka sama kamu and dia tuh pengin kamu jadi cewe'nya, tapi sayang kamunya susah."
"ya iyalah...orang aku ga ada rasa sama dia... ga bisa dipaksain dong. Jadi gitu nih... mengorbankan sahabat hanya demi semangkok mie ayam...?"
"ya...maksud kita kan ga gitu... dan sebenarnya kita telibat dengan semua rencana Rio"
"apa... ga gitu gimana... oh jadi gini caranya... ga nyangka ya..."
"Aya... jangan marah dong, kita minta maaf yaaa...?"
"iya..iya...kita minta maaf. aku sama Sifa ga bermaksud gitu ko', kita janji deh lain kali ga gini lagi, tapi jangan marah yaaa...."

Aya masih diam, ia masih sakit hati dan kesal dengan kedua sahabatnya yang kurang ajar, kedua sahabatnya pun merasa sangat bersalah dan menyesal telah melakukan itu, namun mereka berjanji untk tidak mengulangi hal yang sama.

Yang terpenting adalah sahabat itu tak dapat ditukar dengan apapun, dan...sahabat itu akan ngertiin perasaan sahabatnya sendiri, dan akan saling berbagi satu sama lain, dan yang pasti tidak ada lagi yang namanya menyembunyikan sesuatu dari seorang sahabat.

Kerena sahabat untuk selamanya dan ingat..."$ahabat itu bukan untuk mie ayam..."

*** END ***