Jul 12, 2011

Cerpen Cinta: MASIHKAH ADA CINTA UNTUKKU

MASIHKAH ADA CINTA UNTUKKU
oleh: Susila Satya
Aku terpejam dalam keheningan malam dan temaram lampu kamarku. Semua yang telah aku lalui selama setahun ini membayang kembali dalam ingatan ku, datang silih berganti seperti sebuah film yang di putar kembali di depan ku. Semuanya terlihat begitu nyata, seolah baru terjadi kemaren.

Ku lirik arlojiku, pukul 20:00. biasa nya di jam-jam sekarang aku masih bergelut dengan buku-buku sekolah ku, tapi kali ini aku begitu malas, terlalu banyak pikiran yang berkecamuk di kepalaku saat ini.

Sambil berbaring ku lihat langit-langit kamar ku, terlihat jelas tulisan itu. RAIHLAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT. Aku sengaja menuliskan kata-kata itu dan ku tempel di langit-langit kamarku agar setiap aku akan tidur dan bangun tidur aku bisa langsung membacanya.

Namaku adalah siska, aku murid kelas 3 SMA, yang sebentar lagi akan menghadapi UAN. Layak nya seperti remaja lain nya aku juga punya cerita cinta di sekolah. Tapi cerita cintaku tak berjalan mulus, begitu banyak cobaan yang menghalangi cerita cintaku dapat berakhir dengan happy ending. Sehingga selalu berakhir di tengah jalan alias putus. Tapi itu tak membuat ku patah semangat, karna aku yakin masih ada cinta untuk ku.

Semuanya di mulai ketika aku mengenal dia, sebut saja H. dia adalah sosok pria yang sangat aku idamkan. Selain dari segi fisiknya begitu sempurna dia juga tipe pria yang sopan dan lemah lembut. Dia membuat ku begitu bangga karena telah memiliki nya sebagai kekasihku.

Perjalan cinta kami awalnya berjalan biasa saja, tak ada sedikit pun halangan dalam hubungan kami, baik dari kami berdua maupun dari keluarga, semua nya baik-baik saja.

Memasuki 6 bulan usia pacaran kami, mulai ada sedikit tentangan dari keluarga ku. Berawal dari kepegiannya ke BALI, aku begitu merindukannya hingga aku jatuh sakit, keluargaku begitu menyalahkannya atas keadaan ku saat itu. Mulai dari situ aku merasa hubungan ku tak di restui oleh keluargaku. Padahal kami sudah merencanakan menikah  tahun depan begitu aku lulus sekolah. Tapi semuanya jadi berantakan.

1 bulan kemudian dia memutuskan untuk kembali, alasannya tak tega mendengar aku terus-terusan sakit, padahal awal nya dia berncana untuk tinggal 1 tahun di BALI. Tapi demi aku dia rela meninggalkan pekerjaan nya di sana. “pekerjaan bisa di cari di mana saja yank, tapi kalau kamu mas mau nyari kemana”  begitu dia pernah berkata padaku sewaktu aku tanyakan alasan kepulangan nya.

Tadi nya begitu dia sampai di rumah, dia berencana akan langsung kerumahku. Dia beniat mau melamarku. Tapi takdir berkata lain. Begitu dia sampai di rumah dia di kejutkan oleh kabar bahwa ayahnya meninggal dunia. Aku tahu bagaimana terpukul nya dia kehilangan ayah yang begitu di sayangi, aku tahu dia begitu dekat dengan ayahnya. Katanya, ayah itu bukan hanya sekedar ayah baginya tapi juga teman sekaligus kakak.

Aku tahu bagaimana perasaan nya saat itu. Aku mencoba hadir di pemakaman ayah nya, meskipun keluarga ku sebenarnya tak mengijinkan ku untuk pergi ke sana. Dan akhirnya aku bisa menemaninya di acara pemakaman ayah nya itu meskipun saat itu aku harus berbohong pada keluargaku.

Semakin hari keluarga ku semakin tidak menyetujui hubungan ku dengan nya. Sudah ku coba berbagai cara untuk menyakinkan keluargaku bahwa dia adalah yang terbaik untuk ku, tapi tetap saja tak meruntuhkan pendirian mereka. Itu semua sama sekali tak mempengaruhi penilaian keluargaku terhadapnya.

Aku semakin terpuruk dengan keadaan ini, sakit ku semakin menjadi. Dalam satu bulan bisa 4 kali aku bolak-balik masuk rumah sakit. Prestasi ku di sekolah pun merosot tajam. Itu membuat keluarga ku semakin tak suka padanya.

Keadaan semakin buruk saat orang tua ku tahu bahwa aku hamil. Aku tahu mereka sangat terpukul dengan kabar itu. Aku terpaksa menyampaikan hal itu kepada orang tuaku, karna mas H melarangku untuk menggugurkan kandunganku. Sebernarny aku tak ingin siapapun tahu tentang kabar kehamilanku, termasuk orang tua ku, karna aku tak ingin membuat mereka kecewa. Keadaan ini di manfaatkan oleh mas H, untuk segera menikahiku. Karna bagaimanapun juga anak dalam rahimku harus ada bapak nya saat dia lahir nanti.
Mas H menghadap kedua orang tuaku, dia bersedia bertanggung jawab dan menikahiku.
Aku tidak tahu apakah aku harus sedih atau bahagaia. Memang aku bahagia karna akhirny orang tuaku mengijinkan aku untuk menikah dengan mas H,  tapi aku juga sedih karna aku merasa telah mengecewakan kedua orang tuaku.

Ibu berpesan padaku agar jangan sampai ada yang tahu tentang kehamilan ku termasuk keluargaku. Alasan nya ibu tak ingin membuat keluarga ribut, dan yang pasti ibu tak ingin malu. Aku tahu bagaiman malunya ibu kalau sampai orang lain tahu tentang kehamilan ku itu. Aku merasa sangat bersalah, karna aku telah mencorengkan aib di muka orang tuaku.

2 hari setelah mas H kerumah ku dan mengatakan siap menikahiku, sebuah musibah menimpaku. Aku terjatuh di kamar mandi, dan aku mengalami pendaharan hebat.
aku terpaksa di larikan ke rumah sakit.
aku tak ingat pasti siapa yang membawaku ke rumah sakit.
begitu aku sadar aku sudah melihat mas H disana, dia menangis di samping ranjang ku.
Awal nya aku tak mengerti kenapa dia menangis seperti itu, karna aku merasa keadaan ku baik-baik saja.
Begitu melihat ku sadar, wajah mas H sedikit cerah. Meskipun masih terlihat sedikit gurat kesedihan di wajah nya.

          “mas,,kenapa menangis?” tanyaku pada mas H

          “nggak apa-apa dek, dek istirahat ja ya” jawab mas H kemudian mencium keningku.

          “aku dimana mas?” tanyaku lagi

          “kamu di rumah sakit dek.”

          “rumah sakit? memang nya aku kenapa mas? Seingatku aku Cuma terjatuh di kamar mandi. Apa ada sesuatu yang tejadi sama aku mas?” tanyaku agak sedikit cemas

          “nggak kok. Udah kamu ngak usah mikir yang macem-macem dulu. Yang penting sekarang kamu cepet sembuh ya” jawab mas H kemudian kembali mencium keningku.

Aku merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mas H, aku pun mencoba bertanya padanya

          “sebenernya ada apa mas? Kok mas kelihatan sedih gitu. Mas habis nangis ya?”

          “nggak kok dek, nggak apa-apa” jawab mas H singkat.

          “mas nggak usah bohong ma adek, pasti terjadi sesuatu kan” kataku sambil mencoba bangun. 

Tiba-tiba kurasakan rasa sakit yang teramat di bagian perutku. Seperti ada sebuah pisau yang mengiris-ngiris di sana. Aku tak kuat bangun, akhirnya dengan di Bantu mas H ku rebahkan kembali badanku di ranjang.

          “kok perut adek sakit banget mas” tanyaku pada mas H sambil meringis menahan sakit

          “adek nggak usah banyak gerak dulu ya, biar luka nya cepet sembuh” jawab mas H

Luka? Luka pa?
Perasaan aku Cuma terjatuh di kamar mandi. Kalaupun aku luka harusnya yang luka kan kepalaku, kenapa ini perutku yang terasa sakit. Kemudian aku teringat sesuatu. Ya allah………… jangan-jangan……………. Jangan-jangan aku keguguran……………

          “mas, bayi kita gimana?” tanyaku pada mas H

          “nggak apa-apa kok dek, dek nggak usah mikirin itu dulu. Yang penting sekarang dek sembuh dulu ya sayang”jawab mas H sambil mengusap rambutku.

          “mas jujur sama adek, anak kita gimana? Apa adek keguguran mas?” tanyaku dengan nada sedikit meninggi

Mas H hanya diam saja. Dia hanya menundukkan kepala, kuperhatikan wajah mas H. Astaga, ku lihat sebuah butiran bening mengalir disana. Mas H menangis…………itu artinya……

Tiba-tiba air mataku meleleh. Aku tak sanggup membendung air mataku. Aku merasa sangat bersalah pada mas H karna tak bisa menjaga anak kami dengan baik.

Melihatku seperti itu mas H memeluk ku erat sekali.

          “dek, jangan nangis gtiu. Itu membuat mas semakin sedih.”

          “tapi mas, aku udah ngecewain kamu. Aku nggak bisa jagain anak kita dengan baik. Maafin aku mas, maafin aku” ucapku di sela-sela tangisan ku

          “nggak apa-apa dek, ini musibah. Mas nggak sedih karna itu kok. Mas Cuma kawatir sama keadaan adek. Tapi mas sekarang udah lega karna adek nggak apa-apa. Adek janji sama mas ya, adek jaga diri baik-baik. Nggak boleh sembarangan lagi” kata mas H, kemudian di kecupnya keningku dan kembali memeluk ku.

          “mas sayang sama adek melebihi apapun” lanjutnya

3 hari kemudian aku keluar dari rumah sakit. mas H sendiri yang menjemput dan mengantarkan aku pulang.

3 bulan setelah itu aku lulus sekolah. Janji orangtua ku dulu kalau aku sudah lulus sekolah maka aku boleh menikah dengan mas H. aku begitu bahagia karna selain aku mendapat nilai bagus dalam ujian aku juga akan segera menikah. Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia, karna keinginan ku untuk menikah dengan mas H akan segera terwujud.

Tapi sayang semua tak seindah yang ku bayangkan. Keluargaku tetap tidak menyetujui hubungan ku dengan mas H. pernah suatu hari aku mengajak mas H untuk kawin lari, karna aku lelah dengan sikap keluarga ku yang selalu melarang ku berhubungan dengan mas H. tapi dia menolak dengan alasan tidak ingin membuat keluarga ku dan keluarga nya malu. Aku merasa kecewa dengan jawaban mas H.

Dalam keadaan seperti ini keluarga ku semakin berusaha menjauhkan aku dengan mas H. berbagai cara di tempuh keluarga ku untuk memisahkan aku dengan nya…….tapi semua itu sia-sia, kami tetap bertahan dengan hubungan kami meskipun mendapat banyak tentangan dari keluargaku.

Tapi akhirnya aku merasa lelah dengan semua ini, aku sudah tidak memiliki keyakinan bahwa nantinya keluargaku akan menyetujui hubungan ku dengan mas H. Beulang kali aku meminta mas H untuk mencari gadis lain, meskipun hati ku sakit mengatakan hal itu tapi aku lakukan juga,, semua itu demi kebahagiaan nya.
Tapi mas H tetap pada pendirian nya. Dia tak ingin melepaskan aku sampai kapanpun. Hal itu membuatku semakin bimbang.

Di satu sisi keluarga ku terus mendesak untuk meninggalkannya. Tapi di lain sisi aku begitu mencintai nya.  Keluargaku semakin geram dengan kelakuanku yang tak kunjung mengakhiri hubungan ku dengan mas H. puncak nya keluarga ku menyuruhku untuk memilih, antara keluarga ku atau mas H. keluargaku mengancam ku,  kalau aku tetap tidak meninggal kan mas H dan bersikeras untuk menikah dengan nya maka aku tidak akan di akui lagi sebagai keluarga. Aku benar-benar bingung dengan keadaan ini, bak makan buah simalakama. Dimakan mati ibu tak di makan mati ayah.

Aku berusaha merundingkan hal ini dengan mas H, dia menyakinkan aku kalau dia pasti bisa  menaklukan keluargaku. Tapi melihat sikap keluaga ku seperti itu aku tak yakin dia bisa.

Akhirnya tanpa sepengetahuan mas H, aku meninggalkan kotaku. Aku ganti nomor HP agar mas H tak bisa menghubungiku. Aku terpaksa melakukan hal ini, karena aku tak ingin semakin melihat nya menderita. Sudah begitu banyak penderitaan yang dialaminya hanya karna aku. Mungkin jika aku pergi dari hidupnya dia bisa bahagia.

Sejak saat itu aku tak pernah tahu lagi bagaiman keadaan mas H. aku benar-benar putus kontak dengan nya. Tak ada lagi komunikasi di antara kami. Ku jalani hidupku di sana tanpa mas H, aku benar-benar merasa menderita melakukan semua ini. Tapi ini semua aku lakukan demi kebahagiaan nya. Aku sengaja pergi dari hidup nya agar dia bisa menerima gadis lain di sisinya. Karna aku yakin aku tak akan pernah bisa berada di sisinya.

Setahun setelah kepergian ku, aku mendengar kabar dari teman dekat ku bahwa mas H telah menikah. Aku tidak tahu bagaimana aku harus menanggapi kabar itu. Aku bahagia karna akhirnya mas H bisa membuka hatinya untuk gadis lain. Tapi hati ku juga sakit mendengar kabar itu. Sempat terbersit sebuah penyesalan karna telah meninggalkannya dulu. Mengingat hal itu hatiku semakin merasa sakit.

Tapi aku berusaha merelakan nya, untuk apa mengharapkan sesuatu yang sudah bukan milik kita lagi.
Aku yakin gadis itu akan lebih mampu membahagiakan mas H dari pada aku.
Aku hanya bisa berdoa semoga dia bahagia walau tanpa aku.
Sedangkan aku, aku tak akan patah semangat.
Aku yakin manusia di ciptakan pasti ada pasangan nya.
Mas H sudah menemukan pendamping hidupnya, begitupun aku.
Aku pasti juga akan bertemu dengan pendamping hidupku,, entah itu kapan.
Tapi aku yakin pasti masih ada cinta untuk ku……….di sudut dunia ini……..

The End