Aug 21, 2011

BEST FRIENDS Vs GIRLFRIEND

BEST FRIENDS Vs GIRLFRIEND

BEST FRIENDS Vs GIRLFRIEND
       “Yan, malam minggu jalan, yuk,” ajak Yogi sambil nyorat-nyoret kertas, mencari rumus PR Matematika yang susah banget.
       “Iya, Yan. Akhir-akhir ini lo udah nggak pernah jalan bareng kita-kita lagi. Pacaraaannn… melulu!” kata Joan menambah.
       “Sorry, gue nggak bisa, nih. Malam minggu besok Intan minta ditemani ke acara ulang tahun temannya. Sorry, ya! Oh, ya, gue pergi dulu, gue mau jemput Intan dari salon. Bye-bye…” kata Ryan, kemudian berlalu pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya yang masih duduk terbengong-bengong.
       “Ah… sebel, deh! Sejak Ryan pacaran sama Intan, kita-kita dilupakannya!” gerutu Joan, cewek tomboy itu, sambil membanting polpen yang dari tadi dimaininya.
       “Yah… dimaklumi sajalah. Wong mereka kan baru jadian, toh? Masih hangat-hangatnya, nih. Kalau nanti kalian sudah punya pacar, pasti begitu juga,” kata Abi dengan logat Jawa kental, sekental kopi yang baru saja disajikan oleh pembantunya Abi dan langsung diteguk habis oleh Yogi.
       “Tapi kita ini kan sahabatnya sejak SD. Masa, sih, dia nggak bisa meluangkan waktu sedikit saja untuk kita? Buktinya, belum ada lima menit dia di sini, sudah pergi lagi!” omel Yogi usah menghabiskan segelas kopi dan dua buah pisang goreng.
       “Mbak, bisa minta pisang goreng lagi, nggak?” tanya Yogi kepada pembantunya Abi.
       “Dasar ndut, makan melulu! Cepetan kerjain pe-er matematikanya!” omel Joan.
       Yogi, Joan, Abimanyu dan Ryan adalah sahabat sejati sejak SD. Mereka selalu kompak, ke mana-mana pasti bareng, makan bareng, jajan bareng, bahkan rela dihukum bareng-bareng. Waktu SMP, mereka pernah makan sepiring berempat karena duit mereka tidak cukup. Lalu, waktu Yogi dan Joan dihukum karena tidak membuat PR, Abi dan Ryan merengek pada pak guru untuk dihukum juga. Namun kebersamaan itu sekarang sudah hampir hilang sejak Ryan pacaran dengan Intan.
Ryan dan Intan memang baru jadian seminggu yang lalu. Ryan itu orangnya sangat loyal. Dia setia, polos dan pemalu. Saking pemalunya, nembak cewek pun pake perantara. Maksudnya, ia minta temannya untuk menyampaikan perasaannya pada Intan. Setelah lima kali nembak dan ditolak, akhirnya Intan luluh juga dan menerima cowok itu sebagai pacarnya.
Sementara itu, Intan adalah cewek terpopuler di sekolah itu. Dia cantik, manis dan mempesona, namun berlidah tajam. Ia suka menyakiti hati orang lain yang tidak disenanginya dengan kata-kata yang menyakitkan. Ia juga sombong dan rada kecentilan.  Sahabat-sahabat Ryan sudah menasehatinya untuk melupakan Intan, tetapi kalau sudah cinta, apa mau dikata? Love is blind.
***

       Minggu sore, ketika sedang asyik memberi makan ikan mas koki peliharaannya, telepon rumah Abi berdering.
       “Halooo…” sahut Abi setelah mengangkat gagang teleponnya.
       “Bi, kita jalan, yuk. Gue bete, nih di rumah.” ajak suara di seberang sana yang ternyata suara Joan.
       “Mau jalan ke mana?“ kata Abi.
       “Yah… ke mana, kek. Atau kita jogging aja. Cuacanya lagi bagus, nih. Ajak Yogi juga.”
       “Ok, deh. Kamu yang telepon Yogi, ya. Aku telepon Ryan.”
       “Ryan nggak bisa. Gue sudah telepon dia tadi. Katanya sih, mau ngantar nyokapnya ke dokter. Tapi gue rasa dia pasti mau pacaran, deh!”
       “Ya sudah, nggak usah ngambek gitu dong. Kamu kenapa, sih, selalu sewot kalo lagi ngomongin Ryan dan pacarnya? Kamu cemburu, yaaa…”
       “Apaan, sih, lo?! Sembarangan! Cepetan lo siap-siap, dalam waktu lima menit lo sudah harus berada di rumah gue! Kalo lewat, lo bakal gue kasih bogem.”
       “Eh, nggak bisa begitu, dong! Jo… halo… halo… yah, keburu ditutup.”
       Setelah menutup telepon, Abi segera melesat ke kamar untuk ganti baju dan bergegas pergi sebelum dibogem oleh si cewek tomboy itu.
***

       “Lima menit, lewat sepuluh detik. Push-up!” perintah Joan ketika Abi ngos-ngosan setelah berlari dari rumahnya ke rumah cewek tomboy yang ganas ini.
        “Hah, gile lo! Nggak lihat apa gue ngos-ngosan gini gara-gara lo? Mau mati gue!” omel Abi yang kini duduk di atas aspal saking capeknya.
       “Wong Jowo nggak usah pake ‘lo gue’ deh, ngomongnya. Nggak cocok, malah lucu kedengarannya.”
       “Yogi mana?”
       “Sudah nunggu di depan gang. Buruan berdiri! Nggak malu duduk di aspal?” Joan menarik Abi berdiri.
       Tak lama kemudian, mereka sudah berlari-lari kecil bersama Yogi. Di taman, mereka istirahat sambil menikmati angin sore yang menyejukkan. Tiba-tiba Joan melihat sepasang kekasih lagi bermesraan, sungguh mengganggu pemandangan. Tetapi setelah dilihat dengan seksama, cewek yang sedang bermesraan itu seperti Intan, pacar Ryan.
       “Eh, Bro, itu Intan, bukan?” tanya Joan kepada kedua temannya.
       “Mana?” tanya Yogi balik.
       “Itu… yang lagi mesra-mesraan,” Joan menunjuk sepasang kekasih itu.
       “Iya, deh, kayaknya. Tapi kok nggak sama Ryan?” Abi bingung.
       “Wah, Intan selingkuh, tuh! Ryan harus tau. Eh, ada hp kamera, nggak?”
       Yogi langsung memotret mereka dengan handphone berkamera. Pulang dari jogging, mereka langsung ke rumah Ryan untuk melaporkan kejadian tadi. Dan hasilnya…
       “Gue nggak percaya. Nggak mungkin Intan seperti itu. Kalian pasti salah lihat,” kata Ryan.
       “Kami nggak salah lihat, itu benar-benar Intan sama cowok lain. Nih, fotonya udah lo lihat, masa lo nggak percaya?” kata Yogi meyakinkan.
       “Kalian jangan nyebar gosip yang nggak benar, ya. Siapa tau aja foto ini direkayasa. Gue tau, kalian iri karena gue sudah nggak pernah lagi jalan sama kalian. Kalian mau merusak hubungan gue sama Intan, kan?” bentak Ryan.
       “Lo nggak percaya sama kami, sahabat lo sendiri? Tega lo! Kami ini sama sekali nggak punya maksud untuk menghancurkan hubungan kalian. Kami cuma mau kasih tahu fakta kalo cewek yang lo banggakan itu selingkuh di belakang lo. Yan, kami ini bukan sahabat yang posesif. Lo boleh pacaran kapan aja dan sama siapa aja. Kami cuma ingin lo bahagia. Sekarang lo mau percaya sama kami, sahabat lo sejak kecil, atau sama cewek yang baru lo kenal itu?” Joan menantang.
       “Gue percaya seratus persen sama Intan,” kata Ryan mantap.
       “Sudah, sudah, jangan berantem lagi. Ryan sudah memilih dan dia memilih Intan. Aku tidak menyangka, ternyata cinta telah membutakan mata dan hatimu, Yan,” kata Abi dengan tenang.
Mereka pergi meninggalkan Ryan yang dilanda kebingungan. Ia bingung memilih untuk percaya pada sahabatnya atau pacarnya. Sejujurnya dia masih sayang sama ketiga sahabatnya ini. Namun ia juga sayang sama Intan. Ia nggak rela pacarnya difitnah. Memang benar kata pepatah, ‘panas setahun dihapus hujan sehari’. Persahabatan yang terjalin sejak SD itu, akhirnya hancur dalam hitungan detik karena cinta.
***

       Di sekolah, Ryan kesepian. Ketiga temannya benar-benar tidak ingin berteman dengannya lagi. Ketika bertemu di lorong, mereka membuang muka terhadap Ryan. Mereka juga pindah tempat duduk.
Akhirnya Ryan pergi ke kelas Intan untuk mengusir rasa sepinya. Namun saat ia tiba di depan pintu kelas, langkahnya terhenti karena suara-suara yang seharusnya tak ingin didengarnya…
       “Intan sayang, Deni benar-benar sayang sama kamu,” rayu Deni.
       “Kalo gitu kenapa kita nggak pacaran aja, Den?”
       “Kan kamu masih pacaran sama si cupu Ryan itu.”
       “Ryan? Sebenarnya gue sama sekali nggak menganggap dia sebagai pacar. Abis gue kasihan aja, lima kali dia nembak gue, selalu gue tolak. Yah, gue terima sajalah, itung-itung nambah koleksi. Dan secara nggak langsung dia jadi supir gue yang selalu siap ngantar gue kapan aja gue mau.”
       “Kok dia mau lo jadiin supir?”
       “Dia itu polos banget. Dia percaya aja kalo gue juga suka sama dia dan mau jadi pacarnya. Jadi gue kerjain aja.”
       “Dan lo berhasil,” kata Ryan yang kini berdiri di depan mereka.
       “Ryan?!” Intan terkejut.
       “Nona Intan, saya mengundurkan diri sebagai supir anda. Nggak usah repot-repot ngasih pesangon,” Kata Ryan. Sebelum pergi, ia berbisik pada Deni, ”Hati-hati, lo bakal jadi korban berikutnya.”
       Glek… Deni bergidik.
***
       Sejak hari itu, Ryan benar-benar kesepian. Tidak ada pacar, Tidak ada sahabat. Dia sangat menyesal, kenapa waktu itu ia tidak mendengarkan nasehat sahabat-sahabatnya? Kenapa ia lebih memilih cewek yang hanya menganggapnya sebagai sopir daripada sahabat yang selalu setia menemaninya di kala suka maupun duka?
       Lamunannya terjaga oleh tepukan di bahunya. Betapa terkejutnya Ryan ketika melihat orang yang menepuk bahunya itu.
       Joan? Abi? Yogi? Kok mereka di sini? Mereka kan benci banget sama gue? Batin Ryan.
       “Lo pasti bertanya-tanya dalam hati, kenapa kami bisa ada dihadapan lo sekarang? Kami mau ngeroyok lo habis-habisan,” kata Joan.
       “HAAAHH…” Ryan kaget. Masa teman-temannya tega, sih, ngeroyokin dia?
       “Hahaha… si Joan ini emang suka nakutin orang. Nggak kok, tenang aja, kami nggak akan ngapa-ngapain lo kok. Kami emang sebel sama lo karena lo lebih percaya orang lain daripada sahabat lo sendiri. Tapi, rasa sayang kami lebih besar dari rasa kesal kami,” Kata Yogi.
       “Kamu masih sahabat kami, kok. Kami sayang sama kamu, walaupun kamu telah melakukan kesalahan apapun, kamu tetap sahabat kami. Karena sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran,” kata Abi sok.
       Tak kuasa Ryan menahan air matanya. Ia tahu, cowok pantang untuk menangis. Tetapi kali ini ia benar-benar bahagia sampai ingin menangis. Ia memeluk ketiga sahabatnya itu. Ryan terharu banget karena punya sahabat seperti mereka yang selalu setia saat ada tawa maupun air mata.

“FRIENDSHIP IS NUMBER ONE…!!!”

THE END

Nama: Dian Meilyani
Blog: ann-fdlove.blogspot.com
Saya udah kadung posting 4 cerpen di blog pribadi.(http://ann-fdlove.blogspot.com/search/label/Cerpen)
Tolong disinggahi dan dikasih komentar, kritik dan sarannya. Terima kasih...