Aug 29, 2011

Cerpen Cinta: Bukan Hari Terakhir

Bukan Hari Terakhir
  Oleh : Farhatul Aini

          Hari ini tepatnya hari Rabu, 11 mei 2011. Aku mengawali pagiku yang cerah ini dengan kata-kata yang indah, bernyanyi-nyanyi tak jelas sepertinya aku menemukan sisi letak kebahagiaanku hari ini di pagi hari. Kebahagiaan itu mampu membuatku semangat dan semoga saja akan mengesankan tentunya.

          Namaku Nessa, aku siswi kelas X SMA mungkin diusiaku yang baru beranjak dewasa ini rasanya aneh bila aku sudah menemukan orang yang benar-benar aku cintai, kekasihku bernama Asep jangan salah walaupun namanya Asep menurutku dia orang paling kasep di dunia ini, bagiku dia tak sekedar indah, dia lebih indah dari seorang Romeo, entah apa yang membuatku terpesona melihatnya, rasanya dia adalah segala yang ku inginkan dalam hidup. Dan aku sadar dia telah menjadi bagian penting dalam hidupku.

          Ketika aku sedang bermain facebook, karena aku siswi baru di SMA - ku, sengaja aku mencari teman yang bersekolah sama denganku. Aku masuk ke grup SMA - ku, aku add orang-orang yang ada di grup itu. Disitulah awal kebahagiaan dan penderitaanku dimulai. Disitu aku mengenal Asep yang sekarang menjadi kekasihku, dia seorang mahasiswa disebuah Universitas terkenal di Cirebon, tapi dia alumni dari SMA - ku. ketika kita sudah berteman di facebook kita sering wtwn (Wall To Wall ) , sampai akhirnya kita bertukar nomer hp, kita saling bertemu dan akhirnya kita menjalin sebuah hubungan yang lebih dari seorang teman atau sahabat biasa.

          Seperti biasa pagi-pagi aku harapkan sapaan manja dari kekasihku, lama sekali menunggu sampai termenung tidak terasa lagi waktu memang berputar cepat sudah menunjukan pukul 06.30 dan aku harus segera bergegas untuk ke sekolah. Mungkin hari ini aku kurang beruntung dan juga terlalu mengharapkannya, dia sama sekali tak menyapa pagiku padahal sapaan dari dia saja bisa membuatku semangat melanjutkan hari ini, akhir-akhir ini memang dia sibuk dengan kehidupannya sendiri, entahlah akupun kurang tau apa yang dia lakukan? Tapi aku hanya mencoba mengerti dia seorang mahasiswa mungkin sibuk tak sempat meluangkan waktu sedikitpun walaupun hanya sekedar sapaan kecil .

          Walaupun harapan ku sia-sia namun aku tetap bersemangat untuk hari ini, mungkin siang dia pasti akan ada waktu untukku. Aku selalu ingat baru beberapa minggu lalu dia berkata “jangan bosan dan jangan tinggalkan aku!” Aku selalu berfikir akan kata itu bahwa dia benar-benar kekasih yang aku harapkan selama selama ini, dia seorang lelaki dewasa yang tak mungkin tega membuat wanita menangis karnanya. Tanpa dia berkata begitupun aku takan bosan dan meninggalkannya karana aku sudah mencintainya dengan tulus. Mungkin disini aku diajarkan sebuah penantian, kesabaran, dan tentunya kesetiaan .

          Siang hari diapun tak beri sedikit sapaannya untukku, aku merasakan kekosongan dalam bentuk kehampaan dalam hatiku. Aku tak bisa terus berdiam menunggu, aku terlalu takut akan hal yang terjadi padanya, mungkin dia tak sempat mengabariku karena dia sakit, dia kecelakaan, dia ada masalah, dia ada di kantor polisi karena menabrak orang, atau apalah pikiranku langsung menyeruak kemana-mana. Aku sempatkan untuk memulai menyapanya, hanya sekedar pesan singkat

          “Selamat siang kekasihku J “ sapaku

          Diapun hanya membalasnya .

          “Iyaa, maaf aku sedang sibuk, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu, tapi tidak sekarang, nanti ku telpon “

          Ketika membaca pesan itu aku melongo seperti orang bodoh. Apa? Apa yang ingin dia katakan? benar-benar membuat aku tak tenang sangat membuat aku penasaran setengah mati, aku benar-benar takut saat itu karena dia tidak pernah mengatakan hal seserius itu. Mungkin aku harus bersabar dia akan mengatakannya padaku. Tapi aku merasa bersalah padanya dia benar-benar sedang sibuk, aku telah mengganggu waktunya namun ini perasaan wanita yang ingin tahu segala hal tentang lelaki yang ia cintai.

          “Aku takut kamu pergi

          Kamu hilang kamu sakit

          Aku ingin kau disini

          Disampingku selamanya..”

          Sore, dengan istirahat sejenak menghilangkan lelahku, tiba-tiba hanphone ku berdering dengan suara lagu vierra-takut dengan nama kontak my lovely . Aku sengaja memberi nada dering vierra-takut untuk nada panggil khusus kekasihku. Karena waktu awal kami bertemu dia menyanyikan lagu vierra-takut untuk aku. Aku senang sekali waktu itu bahkan aku sempat membayangkan hidup bersamanya disuatu kerajaan yang mewah aku jadi permaisuri dan dia jadi pangerannya. Hmmm mungkin hayalanku terlalu tinggi .

         Sebenarnya aku bingung dia tiba-tiba menelpon, dia menelfon tiba-tiba seperti ini waktu yang tak biasanya untuk berbincang-bincang dengan dia. Tapi aku jawab tentunya dengan tutur kata yang manis akupun sempat berfikir apakah dia ingin mengatakan suatu hal itu, yang membuat aku terus penasaran. Diapun menyapaku, berkata sangat manis, akupun senang mendengan alunan sapa manja kata-katanya yang begitu perhatian.

          Tapi seakan diam sejenak diapun berkata “lebih baik hubungan kita sampai disini” katanya dengan alunan nada yang berbeda.

          Akupun sempat rontak seakan aku mendengar kata-kata yang tak pantas dia ucapkan, aku seperti mengalami mati, sakit sekali rasanya begitu menusuk di dada, aku seperti berhenti bernapas . “Tuhan tolong ambil rasa sakit ini sejenak agar aku bisa berbicara“ itu yang ku pikirkan saat itu meminta tolong kepada Tuhan .

          “Kenapa, apa alasannya” Akhirnya aku bisa berbicara .

          dia hanya menjawab “Aku hanya ingin sendiri dulu”

          Sungguh kata-kata yang pantas, jelas-jelas semua orang tak bisa hidup sendiri, setiap orang membutuhkan orang lain ! Aku tak bisa menahan tangisku seakan pecah dalam hatiku namun tak aku tampakan hanya dalam hati saja .

         “Mungkin kita masih bisa berteman bukan?” Katanya seperti orang yang tak berdosa.

          Aku hanya bisa diam sejenak ingin mencoba menguatkan hatiku dan berusaha menerimanya . setelah diam yang cukup lama akupun berkata ”okeh baiklah“. Sebenarnya hatiku sungguh tak rela sedikitpun melepasnya karna rasa cintaku benar-benar tulus untuknya . Tapi aku sadar aku tak bisa memaksaan kehendaknya, aku hanya mencoba menghargainya .

          Namun tak tahan setelah telpon itu terputus seperti cintaku. Tangisan pun seolah pecah, tak sanggup aku menahannya, merintih akan hati yang sakit ini galau rasanyaa. Akupun menangis dan menangis sampai hatiku lelah .

          Hari itu adalah hari terakhirku menjalin hubungan dengannya, orang yang benar-benar sudah mengajarkan dan membuatku jatuh cinta dalam arti sebenarnya. Namun hari itu bukan hari terakhir aku mencintainya.
***

Profil penulis :

Nama : Farhatul Aini

Alamat : Cirebon

Sekolah : SMAN 1 Sumber

FB : Farhatul.aini@yahoo.com

Twitter : @ainibarnessa

Email : Ainibarnessa@yahoo.co.id