Aug 2, 2011

Cerpen Terbaik: Jill Louis for Agatha Reno

Ahhaha.. Gw suka banget nih cerpen. Maka dengan ini kunyatakan ini sebagai cerpen terbaik. setidaknya untuk saat ini ^_^

Jill Louis for Agatha Reno

 oleh: Hanna Evani

       Menjadi orang terkenal memang menyenangkan. tapi jika kita menjadi korban ketenaran saudara sendiri, pasti kita kan berpikir ulang kali untuk itu. Jill, gadis SMA biasa yang kehilangan hidupnya sendiri sejak kakak laki-lakinya, Aga, yang terkenal ketika single pertamanya meledak dipasaran beberapa tahun yang lalu. Sejak saat itu, dia yang sangat ceria dan imajinatif berubah menjadi gadis yang pendiam yang selalu membenci hidupnya.
“Jill!!” Panggil Cherly ketika melihat Jill melangkah memasuki gerbang.
Jill memandang Cherly yang berlari menghampirinya, gadis itu selalu mendekat sejak MOS dulu. Dia tak menghentikan langkahnya namun memperlambat.
Cherly memperlambat langkahnya begitu sampai disisi Jill, “Pagii..” sapanya.
“Pagi..” balas Jill datar, tersenyum adalah hal yang sulit dia lakukan sekarang.
“Loe udah bikin PR Matematika belum?” Tanya Cherly sambil mengeluarkan buku PR dari tas ransel pink bergaris-garis putihnya,”Kalau belum  loe boleh ngeliat punya gue..”
Jill memandang Cherly, heran mengapa gadis ini selalu saja baik padanya. “Emang gue pernah ngga buat PR??”
Cherly cengengesan, “Mungkin aja kan loe lupa hari ini ada PR..” dia menyimpan lagi buku PR nya.
Jill berbelok diujung lorong. Dia berhenti ketika menyadari Cherly juga ikut berbelok. Dia memandang gadis itu heran, “Ngga bosen ngikutin gue? Gue mau ke toilet niih..”
“Gue juga kebelet, Jill..” Cherly mendahului langkah Jill masuk ke toilet cewek.
Tak lama. Jill meletakkan tas ranselnya diatas meja, lalu duduk. Cherly duduk dibarisan depan, dia memang anak yang berprestasi. Senyap-senyap Jill mendengar sekelompok teman sekelasnya sedang mengobrol dibarisan belakang.
“Tau ngga? Siang ini Aga bakalan manggung di Mall lhoo... Duh, pulang sekolah gue langsung kesana untuk liat dia!” Ucap Angel si cantik yang terkenal baik hati itu.
“Oh, ya? Bareng gue aja, Ngel.. Gue juga mau nonton Aga nyanyi. Sumpah! Suaranya keren banget! Perfomnya apalagi.. Kalau gue jadi adeknya, pasti gue bangga banget!” Ucap Bisma antusias.
“Mau banget, Bis.. Iya, gue juga...” Ucap Angel.
“Ya udah, kita pergi bareng-bareng aja. Kalau rame kan lebih seru..” Usul Fely.
“Ide bagus tuuh!” Seru Dicky, “Pake mobil gue aja..”
“Pokoknya nanti gue harus bisa foto bareng sama Aga!!” Ucap Angel.
“Oh iya, kemaren gue baca di Kapanlagi.com , katanya nyokap Aga udah meninggal waktu umurnya 11 tahun. Kasian banget.. Sekarang dia tinggal sama bokap and adek ceweknya” Cerita Felly.
“Waah.. beruntung banget kalau jadi adeknya Aga..” Ucap Angel.
Jill muak mendengar ucapan teman-teman sekelasnya. Dia berusaha tidak mendengar ocehan mereka dengan menutupi telinganya dengan rambut. Setelah hidupnya porak-poranda ketika SMP karena teman-temannya mengetahui Aga si penyanyi berbakat itu adalah kakaknya. Semua orang disekitarnya selalu memanfaatkannya untuk mengorek informasi tentang kakaknya itu. bahkan teman dekatnya. Karena itu dia menutup diri dan menyembunyikan identitas pribadinya ketika masuk SMA. Dia tak mau kejadian lalu terulang lagi. Karena itu juga dia tidka mau terlalu dekat dengan siapa pun disekolah. namun ketika semua orang tidak mau lagi mendekatinya, hanya Cherly yang selalu tersenyum dan menghampirinya. Apalagi sejak naik kelas 2 karena mereka sekelas. Terkadang dia merasa gadis itu benar-benar tulus, tapi dia selalu teringat kalau gadis itu tidak tau siapa kakakanya.
Pulang sekolah. Seperti biasa, Jill sudah melihat pak Diman menunggu didepan gerbang sekolah untuk menjemputnya.
“Daaaaa.. Jill. Sampai besok ya..” ucap Cherly sebelum masuk ke mobil jemputannya.
Jill hanya membalasnya dengan lambaian tangan, lalu masuk kemobil.
“Kita langsung pulang, mbak?” Tanya Pak Diman, supir yang baru setahun mengabdi pada keluarga Jill.
Jill memandang pak Diman heran, “Iya, kenapa Pak?”
“Hari ini mas Aga kan manggung di Mall yang deket rumah itu mbak. Mbak Jill ngga mau nonton?” Tanya Pak Diman.
Jill diam sejenak. Dia memandang kejendela mobil, terlihat teman-temannya masuk kemobil Dicky, berarti mereka benar-benar akan melihat Aga manggung. Dia menyingkirkan poni yang menutupi wajahnya, “Kita langsung pulang aja, Pak..”
“Baik mbak..” pak Diman segera menghidupkan mesin mobil tanpa berkomentar lagi.
Jill memandangi rumah-rumah yang dilalui mobilnya. Tiba-tiba handphone-nya bergetar, dia segera mengeluarkan handphone dari saku rokdan menemukan sebuah BBM (BlackBerry Messanger) dari ‘Agatha Jill’, dari kakaknya.
‘Jill, bisa liat gue manggung??’, tulis Aga.
Jill diam sejenak. kakaknya tak pernah mengganti nama dan foto profil BBMnya, foto yg diambil seminggu sebelum single kakaknya meledak dipasaran. Ditengah lamunan itu, masuk BBM lain.
‘Gue nunggu kedatengan loe..’, tulis Aga lagi penuh harap.
Jill segera membalas, ‘Sorry, gue harus ngerjain PR..’
Dua menit kemudian datang balasan dari Aga, ‘Oh.. oke. Tapi kalau loe berubah pikiran, loe bisa dateng.’
Dari kata-kata terkahir itu Jill bisa menafsirkan kalau kakaknya kecewa.
+++
Tiba-tiba pintu kamar Jill terbuka, muncul Aga dengan senyum diwajah walaupun tersirat rasa lelah disana. “Heii Jill..”
Jill yang sedang membaca buku di meja belajar memandang Aga kesal, “Apa loe udah lupa caranya ngetok pintu?”
Aga diam sejenak, lalu mengetuk permukaan pintu yang sudah terbuka lebar itu. “Udah, kan??”
Jill menghela nafas panjang, lalu kembali memandang lembaran bukunya.
Aga melangkah masukdan duduk di pinggir tempat tidur Jill, “Udah selesai PR nya?”
“Udah..” Jawab Jill tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
Aga mengelus tengkuknya, “Tadi gue ngarep banget loe bakalan dateng, tapi loe ngga muncul-muncul. Gue liat temen-temen sekolah loe pada dateng. Ada yang namanya Angel. Orangnya manis banget. Loe kenal?”
“Banyak yang namanya Angel disekolah gue..”Jawab Jill.
Aga diam sejenak, “Loe masih ngerahasiain hubungan kita dengan temen-temen loe?” tanyanya pelan.
“Ngga..” Jawab Jill lagi.
“Jill, maafin gue..” Ucap Aga menyesal, dia tau dialah yang membuat adiknya seperti ini.
“Udah berapa kali loe minta maaf? Ngga ada yang perlu dimaafin..” Jill mengelus punggung tangannya, walaupun matanya memandang kederetan kata yang berjejer rapi di permukaan buku, pikirannya sudah memikirkan ucapan Aga.
Aga bangkit dan memeluk adiknya dari belakang. Dia mencium aroma samphoo yang sama ketika terakhir dia memeluk adiknya. “Gue kangen banget sama adek gue..”
Jill terkejut Aga tiba-tiba memeluknya. Dia tertegun mendengar ucapan kakaknya, “Perasaan loe setiap hari ketemu gue..”
Aga menutup mata menikmati kebersamaannya dengan Jill yang sangat jarang terjadi lagi, “Bukan Jill yang sering gue liat sekarang, kemarin atau pun setahun yang lalu. Tapi Jill Louis adek kesayangan gue yang ceria dan suka maen petak umpet sampai ketiduran.. Adek gue yang selalu ngadu kalau ada yang gangguin dia, yang selalu nemenin gue ngaransemen lagu....”
“Ga..” Potong Jill lalu berdiri sambil melepas tangan Aga.
Aga memandang adiknya.
Jill memalingkan wajahnya, “Gue capek banget, gue mau tidur..” dia langsung berdiri dan berbaring ditempat tidur sambil menarik selimutnya. Dia berbalik membelakangi kakaknya.
Aga memandangi adiknya sedih, “Ya udah, tidur yang nyenyak ya..” dia melangkah kepintu, sebelum keluar dia memandang adiknya sejenak, lalu mematikan lampu dan keluar.
Jill mendengar langkah kaki Aga menjauhi kamarnya. Untuk sesaat dia juga menginginkan hal yang sama, namun dia tidak bisa. Sebutir air mata mengalir dari sudut matanya, “Gue masih disini kok, Ga..” gumamnya.
+++
Jill menukar channel tv berkali-kali. Tak ada yang menarik perhatiannya untuk ditonton. Papanya datang dan duduk disebelahnya.
“Heii sayang, kok digonta-ganti terus sihh??” Tanya papa heran.
“Abis ngga ada yang bagus, Pa..” jawab Jill sebal.
Tak lama kemudian Aga datang dengan wajah berseri-seri dan langsung duduk disebelah papanya, “Haiii semuanya..”
Papa memandang Aga penasaran, “Anak papa si penyanyi ini kenapa? Kok senyum-senyum gitu? Ada kabar gembira ya?”
Aga agak kecewa papanya bisa menebak maksudnya datang, “Iya, kok tau sih pa?”
“Tau dong.. Apa kabarnya? Kamu punya pacar ya?” Tebak papa asal.
“Bukan!” sanggahnya tegas, “Kalau pacar sih masih belum. Ini kabar gembira untuk papa dan terutama Jill..” dia memandang adiknya.
Jill memandang Aga, “Gue?”
“Iya..” Aga memulai ceritanya, “Akhir bulan depan Aga bakalan mangung di Bali, Pa!” ucapnya pada Papa, lalu memandang adiknya, “Kan sama tuh dengan liburan sekolah loe, jadi kita sekeluarga bisa liburan bareng disana!!”
Papa memandang Jill gembira, “Wow!! Bali! Jill, Bali kan tempat favorit kamu..  Pasti seru bisa liburan kesana!”
“Iya, Jill.. Loe mau kan?” Tanya Aga.
Jill senang mendengar kabar itu, dia memang sudah lama sangat ingin pergi ke Pulau dewata itu.
“Seru banget! Kita bisa liburan sekalian nonton Aga manggung! Komplit banget tuuuh..” Ucap papa girang.
Manggung??!!! Tunggu dulu!! Jerit batin Jill, dia memandang Aga. “Manggung? Berarti loe dan para fans loe? Ngga! Gue ngga mau!”
Papa dan Aga tampak terkejut dengan ucapan Jill.
“Lho, Jill.. Jangan gitu dong sayang..” Bujuk Papa.
Jill memandang Papanya, “Pa, aku ngga mau publik tau kalau aku adeknya dia!” dia menunjuk Aga, lalu berdiri dan pergi.
“Jill.. Jill!” Panggil Papa.
Jill menghentikan langkahny dan berbalik memandang Papa dan Aga.
“Sayang, niat Aga hanya untuk membuat kamu bisa menikmati liburan di tempat yang kamu sukai..” Ucap Papa mencoba mengubah pikiran Jill.
Aga berdiri, “Jill.. kenapa sih? itu Cuma liburan..”
“Liburan? apa gue masih bisa menikmati liburan gue kalau semua orang disekeliling gue udah terkesima ngeliat elo?! Bahkan mungkin mereka akan ngedeketin gue Cuma untuk mencari tau tentang elo yang ngga penting!!” Ucap Jill ketus.
“Jill!!! Papa ngga pernah ngajarin kamu kasar seperti itu sama saudara sendiri!” Ucap Papa.
“Jill, itu dulu! Sekarang semua udah berbeda! Ngga akan ada lagi orang yang ngelakuin itu sama loe! Gue janji!” Ucap Aga meyakinkan adiknya. “Apa loe ngga bisa membuat hubungan kita seperti dulu lagi? Apa kita harus berantem gini? Ngga ada yang berubah setelah gue jadi penyanyi yang dikenal orang, gue Cuma menyalurkan hobi gue.. loe tau kan? Bahkan nyanyi juga hobbi loe.. Tapi kenapa loe berubah gini??!”
“Loe yang ngga berubah! Tapi hidup gue?!” Jill tampak semakin kesal pada kakaknya.
“Please Jill!! Bali tempat yang sangat jauh dari sekolah loe, rumah kita, bahkan siapa pun yang mengenal loe!!” Aga melangkah mendekati Jill, “Gue Cuma mau liburan bareng loe, adek kesayangan gue dan Papa!”
“Bali emang jauh dari orang yang kenal sama gue, tapi semua orang kenal elo!!” Jill melangkah cepat menuju kamarnya.
Keesokan harinya. Cherly dan Jill harus duduk dimeja yang sama ketika pelajran Biologi dimulai. Cherly menjadi partner nya untuk mengerjakan tugas biologi. Mereka harus membuat sebuah makalah mengenai molusca atau hewan tidak bertulang belakang dan mempresentasikannya didepan kelas.
Jill memperhatikan Cherly yang sejak tadi asik mencorat-coret kertas, “Loe buat apaan sih??
Cherly tersenyum, “Ini gambar loe sama gue. Hehe..” Dia memperlihatkan kertas yang dia gambar pada Jill.
Mata Jill membesar melihat gambar Cherly, dia tak tau gadis yang sudah setahun lebih mengikutinya itu bisa menggambar sebagus itu. digambar itu terlihat dia dan Cherly sedang tersenyum gembira, seperti dalam sebuah foto. “Wow..” ucapnya takjub.
Cherly senang melihat ekspresi Jill, “Gue kan ngga pernah liat loe ketawa atau senyum, jadi gue Cuma ngebayangin doang. Semoga aja mirip..”
Tanpa sadar Jill tersenyum senang melihat gambar itu, “Ini keren banget Cher! Gue ngga tau loe bisa ngegambar sebagus ini..”
“Yeaay!! Akhirnya loe senyum juga! Loe manis banget kalau senyum tau! Dari dulu aja kali, Jill..” sorak Cherly senang.
Jill baru sadar dia baru saja merasakan bahagia karena gambar Cherly, dia menunduk malu.
“Gue tau kok loe pasti nyembunyiin sesuatu yang ngga mau gue ketahuin, tapi kalau loe emang merasa senang atau bahagia, loe boleh tetep mengungkapkannya kan..” Ucap Cherly dengan senyuman manisnya.
Jill merasakan ketulusan Cherly. Gadis itu memang sangat baik, tapi apakah itu akan terus terjadi jika Cherly tau dia adik Aga?
Cherly mengambil gambarnya, “Gue simpen gambarnya. Nanti sampai rumah mau gue bingkaiin trus gue gantung dikamar gue..”
Jill mendengar itu seperti hal yang baik, dia mengambil kertas itu dari tangan Cherly. “Ngga keberatan kalau gue yang nyimpen?” dia mulai merasa nyaman dengan keberadaan gadis itu.
Cherly tersenyum senang, “Boleh, simpen aja..”
Jill menyelipkan kertas itu didalam buku, dan memasukkannya kedalam tas. Mungkin untuk sementara waktu dia bisa mempercayai Cherly.
Bu Devi, guru biologi mereka yang cantik dan selalu tersenyum, masuk kekelas bersama seorang cewek. “Selamat Siang anak-anak..”
“Siang, Bu..”
Cewek berbadan tinggi dan berambut panjang yang terkuncir rapi dibelakang Bu Devi tampak malu menjadi pusat perhatian. Dia menyapu seluruh kelas dengan matanya yang dilapisi soft lanse berwarna biru. Dari wajahnya sudah terlihat dia keturunan Tiong Hoa.
“Diperttengahan semester ada anak baru?” Bisik Cherly heran.
“Siang ini kalian mendapatkan temen baru..” Lanjut Bu Devi, “Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu..” ucapnya pada cewek dibelakangnya.
Cewek itu mengangguk, lalu maju beberapa langkah. Sekali lagi dia menyapu seluruh kelas dengan tatapannya. “Hai semuanya, nama gue Wenda Tan. Gue pindahan Bandung. Hobi gue baca buku dan nonton.. terimakasih..”
Bu Devi tersenyum, untuk kesekian kalinya. “Nah, Wenda. Minggu lalu kelas ini sudah memilih partner mereka untuk membuat makalah mengenai hewan tidak bertulang belakang.” Dia memandang keseluruh kelas, “Dan sepertinya semua sudah mempunyai partnernya masing-masing. Apa ada yang mau berbaik hati menambah jumlah partner nya?”
Tak ada jawaban. Seluruh kelas tampak saling berpandangan, masih bingung atau memang tidak mau berbaik hati pada si anak baru itu.
“tidak ada?” Tanya Bu Devi kaget.
Cewek bernama Wenda itu menunduk, sepertinya dia sudah tau resiko menjadi anak baru.
Cherly mengangkat tangan, “Bu, saya sama Jill ngga keberatan kok bertiga..”
Jill terkejut  mendengar ucapan Cherly, “Eh.. apaan sihh?”
“Emang loe tega ngebiarin dia sendiri?” Bisik Cherly
“Tapi kenapa loe ngga nanya gue duluu?” Protes Jill juga berbisik.
“Betul Jill, Cherly?” Tanya Bu Devi memastikan.
Cherly memandang Jill meminta persetujuan, wajahnya tampak sangat berharap.
Jill memandang anak baru yang sudah terlihat putus asa dengan nasib nya. Dia juga tak mungkin membiarkan anak baru itu merasa tersisih, dia hanya mengangguk menyatakan setuju.
Bu Devi tersenyum bangga, “Baik.. Wenda, Cherly dan Jill berbaik hati untuk menerima kamu dalam kelompok mereka. Semoga kamu betah ya disini.. Silahkan bergabung dengan mereka..”
Wenda tersenyum senang, “Iya, terimakasih Bu..” dia melangkah cepat menuju meja Cherly dan Jill, lalu duduk disebelah Cherly.
“Haii..” Sapa Cherly ramah.
Wenda tersenyum, “Makasih ya udah nerima gue dikelompok kalian..”
“Iya, sama-sama.. Selamat datang ya..” Ucap Cherly, “Nama gue Cherly, dan ini Jill..” dia menunjuk Jill yang duduk disebelahnya.
“Heii Jill..” Sapa Wenda.
Jill tersenyum simpul. Bingung mengapa tambah banyak orang seperti Cherly, tapi mungkin karena dia adalah anak baru.
“Loe bilang tadi loe hobbi nonton, kapan-kapan bisa dong kita nonton bareng.” Ucap Cherly.
Wenda mengangguk pelan, “Ide bagus..”
Obrolan itu terus berlanjut. Tanpa disadari Jill, dia mulai enjoy dengan obrolan seperti itu. mungkin inilah yang dinamakan hebatnya persahabatan. J
Jill duduk didepan laptopnya mencari data yang diperlukan untuk makalah biologi, sesekali dia melirik ke dinding. Dia tersenyum melihat gambar buatan Cherly yang telah terbingkai rapi didinding. Sambil menunggu tugas-tugasnya selesai terdownload, dia membuka akun twitternya untuk menghilangkan jenuh. Ada beberapa mention baru, salah satunya dari Wenda.
‘@Jill_Louis : follback ya.. J’, mention Wenda di akun twitternya.
Meskipun agak ragu, tapi Jill melakukan apa yg diminta oleh Wenda. Karena dia merasa Wenda adalah orang yang serupa dengan Cherly. Mungkin.
‘@Jill_Louis @WendaTan : Girls, tugas biologi gimana? Udah 2 minggi lagi niih..’, mention Cherly tiba-tiba.
Jill berpikir sejenak, dia baru ingat kalau waktu pengerjaan tugasnya tinggal 2 minggu lagi. Selama seminggu kemarin dia hanya berusaha membuka diri pada Cherly dan Wenda, dia berharap bisa sedikit melupakan kegelisahannya tentang kakaknya.
‘Terserah loe aja deh, gue ikut.. RT @selalu_Cherly @Jill_Louis @WendaTan : Girls, tugas biologi gimana? Udah 2 minggi lagi niih..’, balas Jill.
‘Besok gimana? RT @Jill_Louis Terserah loe aja deh, gue ikut.. RT ‘@Jill_Louis @WendaTan’, usul Wenda.
Dahi Jill berkerut. Besok? Sepertinya dia tidak ada kegiatan.
‘Oke.. RT @WendaTan Besok gimana? RT @Jill_Louis Terserah loe aja deh, gue ikut..’, mention Jill setuju.
‘Oke.. Dimana? RT @WendaTan Besok gimana? RT @Jill_Louis Terserah loe aja deh, gue ikut..’, tanya Cherly.
Jill tersentak. Dalam hati dia berharap jangan sampai dua gadis itu memilih rumahnya. Dia belum siap kehilangan moment indah yang baru saja dia rasakan.
‘Dirumah gue gimana? RT @Jill_Louis @selalu_Cherly’, mention Wenda cepat.
Jill menghembuskan nafas lega setelah membaca mention dari Wenda itu.
‘Boleh, dirumah loe aja. Sekalian main kerumah loe kan.. hihi RT @WendaTan Dirumah gue gimana? RT’, mention Cherly setuju.
‘Setuju! RT @selalu_Cherly Boleh, dirumah loe aja. Sekalian main kerumah loe kan.. hihi RT @WendaTan Dirumah’, mention Jill cepat.
Tok! Tok! Tok! Terdengar suara ketukan pintu pelan.
Secara spontan Jill memandang kearah pintu, “Siapa?”
“Gue, Aga..” Ucap Aga dari balik pintu.
Tiba-tiba Jill merasakan kebencian itu kembali menguasai hatinya, dia kembali memupuk dendam yang telah lama tertanam dihatinya. “Masuk.” Ucapnya datar.
Pintu kamarnya terbuka perlahan, muncul Aga. “Heii..”
Jill memandang Aga tanpa ekspresi. Dia tidak heran kakaknya malam-malam masuk kekamarnya, karena memang sering terjadi.
Aga berjalan masuk dan duduk ditempat tidur adiknya, dia memperhatikan wajah Jill. “Kayaknya kamu lagi seneng akhir-akhir ini..”
Jill tertegun. “Ngga kok, biasa aja..”
Aga tak banyak berkomentar, dia memandang gambar yang terbingkai di dinding. Lalu berdiri dan berjalan kepintu, “Ya udah, gue balik kekamar. Loe jangan malam banget tidurnya ya..” dia segera keluar.
Jill masih memandangi pintu kamarnya untuk beberapa saat, lalu kembali memandang layar laptopnya. Tak lama kemudian, sebuah mention membuatnya terenyuh.
I miss my little sister who could not I call his name, but I know he reads thisI miss you ..’, tulis Aga di twitternya.
Jill merasakan sebutir air mata mengalir dipipinya, dia segera mematikan laptop dan segera tidur.
Keesokan harinya. Cherly dan Jill membolak-balik buku biologi mencari data untuk melengkapi makalah mereka. Cherly memperhatikan Wenda yang sedang duduk didepan laptopnya menyelesaikan cover makalah mereka. Wenda tampak mengerjap-kerjapkan matanya sambil sesekali mengelus matanya pelan. Jill juga menyadari hal itu.
“Loe kenapa Wen?” Tanya Cherly.
“Hah?” Wenda memandang teman-temannya, “Ngga apa-apa..”
Dahi Cherly berkerut, “Trus kok dari tadi kedip-kedip mata terus? Mata loe sakit??”
“Ohh.. ngga kok. Gue Cuma ngerasa  ngga nyaman aja pake soft lance gini..” Ucap Wenda sambil mengusap mata kirinya.
“Emang loe ngga biasa make itu?”Tanya Jill.
“gue make ini baru sejak pindah ke sini..” Jawab Wenda sambil memandang kedua temannya bergantian.
“Mata loe minus kan? Berarti biasanya loe pake kacamata?” Tanya Cherly.
“Iya..” Jawab Wenda.
“Kalau loe ngga nyaman pake itu, mendingan loe buka aja. Trus loe pake kacamata..” Ucap Jill.
Wenda mengangguk, lalu beranjak dari tempatnya. Melangkah pelan menuju meja belajar dan terlihat membuka soft lance berwarna biru itu dari bola matanya, tangannya menjangkau sesuatu di sudut meja. Ternyata sebuah kacamata berbingkai pink, lalu memakainya. Dia berbalik memandang teman-temanya. Dia menutupi kacamata itu dengan poninya. Sepertinya dia agak ragu untuk memperlihatkan penampilannya itu.
“Kalau gitu kan lebih oke..” Puji Cherly.
Wenda tersenyum, lalu melangkah pelan kembali ketempatnya semula. “Kemarin gue Cuma ngga mau dibilang kutu buku aja karena make kacamata, makanya gue make soft lance..”
“Nyantai aja kali Wen, gue juga kutu buku kok. Tapi karena bisa ngejaga mata, mata gue masih baik-baik aja.. Kalau loe lebih nyaman pake kacamata, ya udah.. Pake aja. Kalau ad ayang ngata-ngatain, tenaang. Kan ada gue..” Ucap Cherly sambil membusungkan dada berlagak superhero.
“Emang loe bisa apa?” Tanya Jill sambil menahan tawa.
Wenda dan Cherly tertawa. Mereka kembali melanjutkan tugas mereka. Tak sampai setengah jam kemudian, tugas mereka sudah selesai.
“Yup! Akhirnya selesai..” Wenda menghembuskan nafas lega ketika printernya selesai mencetak makalah mereka.
“Kalau dikerjain bertiga kan jadinya lebih cepet selsesai..” Ucap Cherly sambil merapikan lembaran-lembaran makalah mereka.
Wenda memandang jam dinding, “Masih jam 3 niih..”
Jill ikut memandang jam dinding. Ternyata waktu yg berlalu belum terlalu lama.
“Asiknya kita ngapaen yaa? Masih jam 3.” Ucap Cherly sambil memandang Jill dan Wenda bergantian.
“Gimana kalau kita pergi nonton?” Usul Wenda.
Cherly tersenyum senang, “Boleh juga tuh! Yuk.. kita pergi nonton. Katanya ada film baru lhoo..”
Jill hanya diam. Dia tak tau harus menanggapi apa.
“Iya, kan asik sekali-sekali kita pergi jalan. Gimana Jill?” Tanya Wenda.
“Hmm.. gimana ya?” Jill tampak ragu-ragu.
“Ayo Jill.. mau ya..” bujuk Cherly.
“Hmm.. Oke deeh.” Ucap Jill akhirnya.
“Yeaay!!” sorak Wenda dan Cherly hampir bersamaan. “Yuk siap-siap..” seru Wenda.
Jill tertawa melihat ekspresi teman-temannya, “Tapi kita kan masih pake seragam, emang bisa pergi kayak gini?”
“Tenang, pake baju gue aja.. Yuk siap-siap!” Wenda segera memulai ritual dandannya.
Setengah jam kemudian.
“Nih, gue udah beli popcorn untuk kita..” ucap Cherly ketika kembali dari stand popcorn, lalu memberikannya pada Wenda dan Jill masing-masing segelas kertas besar popcorn.
“Waaah.. asik niiih..” Seu Wenda sambil mencomot pop corn di gelas kertasnya.
“Udah, yuk. Langsung masuk.. Bentar lagi filmnya mulai niih..” Ucap Jill.
“Yuuuk..” Cherly melangkah duluan menuju pintu masuk.
Ruangan bioskop itu sangat besar. Mereka duduk dideretan M, jadi jaraknya cukup jauh dari layar. Lumayan banyak orang yang menonton film yang sama dengan mereka. Jill mendapatkan posisi duduk diantara Cherly dan Wenda. Hari ini untuk pertama kalinya dia merasa bebas mengeluarkan rasa bahagia yang selama ini selalu tertutupi rasa benci dan dendam pada kakaknya. Dia merasa kedua gadis itu telah mampu menyembuhkan sedikit luka hatinya. Tapi tetap saja dia belum bisa tenang jika suatu saat mereka tau siapa kakaknya. Jill melihat Cherly sudah mulai memakan popcornnya sambil memperhatikan kesekitarnya, sedangkan Wenda daritadi asik berkutat dengan handphonenya.
“Loe ngapaen Wen? Smsan?” Tanya Jill, aneh rasanya memulai pembicaraan.
Wenda tersenyum, “Ngga, gue lagi twitteran. Biasa, update status.. hehe..”
“Waah.. gue juga update status ahh..” Ucap Cerly sambil mengambil handphone-nya.
Jill memandang teman-temannya heran. “Ihh.. ratu update banget siih?”
“Loe juga, Jill.. Biar kompakan.. hihi” Ucap Wenda sambil mengambil handphone Jill dari tas dan memberikannya ketangan gadis itu.
Jill tertawa, dia merasakan kehangatan dari perlakuan dua gadis itu. “Iya deeh..” dia segera membuka twitternya. Dia tersenyum membaca mention baru dari Wenda dan Cherly.
‘Yeeay! Hang out with @Jill_Louis nd @selalu_Cherly!! >,<’ tulis Wenda yang langsung muncul di timeline Jill.
‘excited!! Finally.. ^^ RT @WendaTan Yeeay! Hang out with @Jill_Louis nd @selalu_Cherly!! >,<’ mention Cherly.
“Eh.. eh.. foto yuuuk..” Wenda mengarahkan kamera hp nya kepada dirinya, Jill dan Cherly.
Cherly langsung merapat ke Jill dan memamerkan senyumannya. Jill merangkul bahu Wenda agar rapat dengan dirinya, lalu terdengar suara jepretan kamera. Beberapa detik setelah itu Jill baru menyadari dia merasa enjoy dengan kebersamaan mereka.
“Gue upload!” Seru Wenda girang.
“Eeh.. ehh.. anak-anak kelas kita pada koment nih..” Ucap Cherly sambil memandang layar hpnya.
“iya, Angel bilang: ‘Ihh.. seru banget. Kok ngga ngajak sih?’ hihi..” Ucap Wenda senang.
“Haha.. iya nih.. ternyata anak kelas kita rame banget di TL..” Ucap Jill kaget.
“Makanya Jill, kalau punya akun itu sering-sering diliat..” Ejek Cherly sambil tertawa.
Jill tersenyum kecil, “Sekarang udah mulai sering kok..” ucapnya.
Lalu mereka kembali sibuk dengan layar hp masing-masing.
‘first time our hang out so cute.. isn’t @selalu_Cherly @Jill_Louise’ tulis Wenda.
‘yea! Because we are so cute!! \(^o^)/ RT @WendaTan first time our hang out so cute.. isn’t @selalu_Cherly @Jill_Louise’ mention Cherly.
‘we must do this again!! >,< RT @selalu_Cherly yea! Because we are so cute!! \(^o^)/ RT @WendaTan first time our hang out’ mention Jill.
“Film nya mulai!” seru Cherly.
Ketiga gadis itu langsung memandang ke layar yang mulai memutar film, perlahan-lahan lampu ruangan itu padam. Mereka sangat antusias memperhatikan alur cerita yang sangat menegangkan itu. ditengah film, Jill kembali melihat layar hpnya, ternyata dia belum menutup twitternya. Tak sengaja dia melihat sebuah mention dari Aga.
‘Have fun my little sister, hope you full of smile today..’ tulis Aga di akun twitternya tanpa menyebut nama Jill.
Jill tersenyum kecil sambil melirik kedua temannya memastikan mereka tidak memperhatikannya. dia merasa sudah cukup lama tidak mengobrol dengan Aga. Hari ini dia mengetahui kalau Aga tetap memperhatikan dirinya.
‘thank you.. I should!’ tulis Jill.
+++
“Heei.. Kayaknya ada yang lagi seneng..” Ucap Aga ketika melihat adiknya berlalu sepulang sekolah sambil memandang layar hpnya.
Jill tersenyum, “Ah.. ngga kok, biasa aja..”
“Tuuh kan, senyum-senyum. Punya temen baru ya?” Tanya Aga.
Jill tak menyangka Aga tau, “Kok tau?”
“Iya, dong.. Gue liat kok mention-mention loe sama temen-temen lho.. Cherly sama Wenda kan? Mereka manis-manis. Gue beryukur loe punya temen baik kayak mereka..” Ucap Aga lega.
Jill merasa kehangatan kasih sayang Aga menyentuh hatinya. Sepertinya persahabatan yang diberikan Wenda dan Cherly sedikit-sedikit mengikis kebenciannya. “Iya, mereka emang baik banget..”
“Oh iya, tadi gue buka-buka file lama di laptop gue. Dan gue nemuin sesuatu yang sangat berarti banget..” Ucap Aga, “Mau liat?”
Jill memandang Aga penasaran, “Apa?”
“Sini..” Aga menarik Jill ke sofa ruang keluarga, lalu mengutak-atik sesuatu di laptopnya.
Jill memperhatikan apa yang sedang dilakukan Aga. Tak lama kemudian, matanya membesar melihat sebuah video yang direkam beberapa tahun lalu ketika ulang tahun almarhum ibu mereka yang ke 48. Ketika dia bernyanyi diringi petikan gitar Aga. Mereka membawakan sebuah lagu ciptaan Aga yang berjudul ‘Miss you so much’ yang ditujukan kepada almarhum ibu mereka. Dia tak menyangka Aga masih menyimpan video ini.  Dia memandang Aga tak percaya, “Loe masih nyimpen video ini?”
“Masih dong, ini kan hadiah ulang tahun untuk almarhum mama..” Ucap Aga.
Rasa rindu kepada ibunya kembali muncul memenuhi relung hatinya. Jill memperhatikan video itu dan mengingat kenangan yang masih tersisa di benaknya.
“Gue mau masukin video ini ke akun Youtube gue..” Ucap Aga sambil menatap Jill.
“Hah?!!” Jill menatap Aga, “Apa?!”
“Jill, suara loe bagus banget!! Gue mau semua orang tau dan mengakui kalau loe, Jill Louis adalah seorang cewek yang mempunyai suara luar biasa..” Ucap Aga menjelaskan.
Rasa kesal dan kebenciannya kembali muncul, Jill tak mengerti mengapa Aga bisa memikirkan hal itu. “Apa?! Suara gue luar biasa? Atau loe mau nunjukin kalau loe bener-bener bisa bikin lagu??!!”
Aga terkejut mendengar ucapan adiknya, “Ini bukan tentang gue, Jill! Tapi ini semua tentang loe! Gue mau semua orang tau loe juga punya suara bagus! Mereka ngga akan ngeremehin loe lagi! Gue ngga mau orang-orang manfaatin loe lagi!!”
“Juga?! Maksud loe gue JUGA punya suara yang super bagus kayak suara loe??” Jill melakukan penekanan ketika mengatakanb ata ‘juga’.
“Aduh! Bukan gitu maksud gue! Kenapa sih loe selalu negatif thinking ke gue?! Gue sayang sama loe Jill..” Ucap Aga kesal.
“Karena hidup loe memberi dampak negatif ke hidup gue!!!” ucap Jill setengah berteriak.
Aga terkejut mendengar Ucapan adiknya, dia hanya diam memandangi adiknya.
“Heei. Kenapa sih? Kok teriak-teriak gitu?” Tanya papa yang mendengar teriakan Jill.
Jill tidak menjawab dan langsung berjalan kekamarnya.
+++
Jill melihat Angel dan teman-temannya mengerumuni laptop Fely ketika masuk kekelas. Meskipun penasaran, dia tak mau bergabung dengan mereka dan berdesak-desakan melihat sesuatu yang belum tentu penting. Dia memandang kesekitar kelas mencari sosok Cherly dan Wenda yang belum kelihatan sejak pagi.
Dicky yang baru masuk kekelas bingung meihat kerumunan itu, “Pagi-pagi ada apa niih?” tanyanya sambil menghampiri kerumunan itu.
“Ini lho, Dick.. ada video baru yang di upload Aga di akun youtube nya. Kira-kira 2 jam yang lalu..” jelas Fely.
Jill tersentak mendengar ucapan Fely, video?!!
“Oh ya? Puter dooong!” Ucap Dicky penasaran.
“Sabar, ini mau diputer..” Ucap Angel.
“Eh, dia bareng cewek lho nyanyinya..” ucap Fely, “Siapa ya?”
“Jangan-jangan adeknya..” Ucap Angel menebak.
“Eh.. ada infonya tuh dibawah videonya..” Ucap Bisma, dia memperhatikan info itu lebih teliti. “This is a song that I made for my deceased mother. I sang this with my lovely sister. Hope you like it!”
“Tuuh kan.. bener adeknya..” Seru Angel girang.
Jill segera berdiri dan menerobos kerumunan itu, beberapa orang disana mengomel karena dia mendorong mereka. Dia terkejut melihat video yang kemarin diperlihatkan Aga benar-benar berada di youtube.
Fely memperhatikan cewek yang sedang bernyanyi di video itu, “Kayaknya gue pernah liat cewek ini deh..”
“Iya, gue juga.. kayaknya ngga asing gituu..” Ucap Angel membenarkan.
Ketika video itu habis, sebuah running text muncul. ‘Thank to watching! Follow my lovely sister @Jill_Louise’ .
Jill benar-benar tak percaya Aga memasukan nama akun twitternya ke video itu.
Teman-teman Jill terkejut, “@Jill_Louise? Itu kaaan..” mereka memandang Jill yang kebetulan berada ditengah-tengah mereka.
“Loe adeknya Aga?” Tanya Angel tak percaya.
Jill segera mengambil tas dan berlari keluar kelas. Dia tak memperdulikan teman-temannya yang masih kebingungan. Didepan pagar, dia melihat Aga sedang berbicara dengan Cherly dan Wenda. Dia terkejut, ternyata selama ini kedua temannya telah mengenal kakaknya. “Jadi selama ini mereka kenal Aga?!!” jerit batinnya.
Aga terkejut melihat Jill yang menatap penuh kebencian kearah mereka, “Jill??!” panggilnya. Dia tak ingin adiknya salah mengerti.
Jill segera berlari keluar dari gerbang sekolah.
“Jill!!” Panggil Cherly dan Wenda.
“Jill..” Aga segera mengejar Jill. Dia berhasil menarik lengan adiknya, “Jill, loe mau kemana?!!”
Jill menepis lengan Aga. Dia melepas tas dan melemparkannya kewajah kakaknya. BUK!!!
“Aww!!” Jerit Aga sambil memegang wajahnya.
“Maksud loe apa sih?! Gue udah ngelarang loe upload video itu!!!” Teriak Jill kesal.
“Jill, itu ngga akan membawa pengaruh buruk apapun ke elo. Itu demi loe!” Aga berusaha membuat adiknya mengerti.
“Demi apa?!! Sekarang orang-orang udah tau gue adek loe! Trus apa lagi??! Gue Cuma tinggal nunggu waktu sampai gue ngerasain apa yang dulu gue rasain! Semua selalu tentang loe! Loe! Dan loe!!” Jill memukul bahu Aga. Air matanya mengalir karena terlalu kesal.
“Jill, gue Cuma mau mau orang-orang tau loe cewek yang berbakat!” Ucap Aga.
Wenda dan Cherly menghampiri Aga dan Jill, “Jill.. Loe salah paham..”
Jill memandang kedua gadis itu, “Loe! Dan loe!” dia menunjuk Cherly dan Wenda bergantian, “Gue kira selama ini loe berdua tulus! Tapi ternyata loe berdua Cuma mau deket karena gue adek dia kan!!!??”
“Ngga Jill!! Loe salah..” Ucap Wenda.
“Bullshit!!!” Jill melangkah kencang, namun dia tak memperhatikan langkahnya dan....
+++
Jill membuka matanya perlahan. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali membiarkan cahaya yang masuk membuat matanya terbiasa. “Aaaw..” Rintihnya ketika bergerak bangkit. Kepalanya terasa pusing.
“Jill.. kamu udah sadar?” Tanya papa khawatir.
Jill memandang papanya, “Pa, ini dimana?”
“Kamu lupa? Kemarin siang kamu kecelakaan didepan sekolah. Untung kondisi kamu ngga parah. Cuma sedikit lecet dikepala aja kok..” Ucap papa menjelaskan.
Jill mengingat-ingat kejadian kemarin. Dia mengelus dahinya dan menemukan sebuah plester yang terasa nyeri kalau disentuh. Dia teringat kakaknya, apakah kemarin dia juga mengalamii kecelakaan. “Aga dimana?”
Papa diam sejenak, dia tampak ragu menjawab. “Hmm.. dia sedang ada urusan, besok ada konferensi pers..”
Dahi Jill berkerut. Bahkan ketika adiknya sedang terbaring dirumah sakit dia masih sempat memikirkan karirnya? Batinnya kesal.
Pintu ruang perawatan terbuka, muncul Cherly dan Wenda dengan wajah bersalah. Mereka tak berani memandang wajah Jill. “Hai, Jill..” sapa Cherly.
Jill hanya diam.
“Siang, om..” Sapa Wenda pada Papa Jill.
Papa tersenyum, “Siang, Mau jenguk Jill ya. Kalau gitu om keluar dulu..” dia langsung berjalan pergi.
“Gimana keadaan loe Jill? Masih sakit? Gue sama Wenda takut banget waktu ngeliat loe ketabrak mobil kemarin..” Ucap Cherly menyampaikan kekhawatirannya.
“Loe udah baikan Jill?” Tanya Wenda.
“Kalian ngapain?! Aga ngga akan datang kesini..” Ucap Jill ketus.
Cherly dan Wenda terkejut mendengar ucapan Jill, lalu saling berpandangan. Mereka memandang Jill lagi, “Ya kita mau jengukin loe Jill..”
Jill beringsut duduk, meskipun kepalanya masih pusing.
“Eh.. jangan bangun dulu, Jill..” Ucap Wenda sambil menahan Jill.
Jill menepis tangan Wenda kasar, “Gue ngga apa-apa!! Kalian ngga perlu berpura-pura baik sama gue! Gue ngga butuh kalian!!” Ucap Jill ketus.
Wenda dan Cherly terkejut mendengar ucapan Jill.
“Jill! Gue sama Wenda ngga pernah sekali pun berpura-pura sama loe! Kita berdua beneran care  sama loe!” Ucap Cherly tegas menyanggah tuduhan itu.
Jill agak terkejut mendengar nada bicara Cherly yang baru kali ini dia dengar setegas itu. “Sejak kapan kalian kenal Aga?! Kalian udah tau kan kalau gue adeknya Aga!!”
“Gue baru kenal kak Aga tadi pagi!!” Ucap Cherly, lalu memandang Wenda.
Mata Wenda memerah, “Oke! Gue udah tau sejak awal gue ngeliat loe waktu gue pertama kali masuk kekelas kita!” dia mulai terisak, “Tapi Jill, gue siapa pun elo. Kita berdua tetep nganggap loe Jill temen kita yang sederhana...”
“Oh ya?!!! Trus kenapa loe berdua masih mau deket sama gue?!! Padahal gue selalu jutek sama kalian!”  Dalam hati Jill sudah menerka kedua gadis itu mengaku setelah mendengar pertanyaannya itu.
Cherly diam sejenak, matanya mulai berkaca-kaca memandang Jill. “Jill, loe inget waktu kita pertama kali kita ketemu? Waktu itu gue hampir aja ditindas kakak-kakak senior waktu MOS.. dari sekian banyak peserta MOS, Cuma loe yang mau ngebelain gue. Akhirnya loe yang dihukum karena ngebelain gue...” Cherly menghapus air matanya sambil terisak mengenang masa lalu.
Wenda merangkul bahu Cherly sambil ikut terisak.
“.. Mungkin loe ngerasa itu Cuma kegiatan MOS aja. Tapi bagi gue itu berarti banget! Sejak kecil gue udah ngerasain kekerasan dalam rumah gue. Ngga ada satu orang pun yang mau berkorban untuk gue, mereka lebih memilih untuk menyelamatkan diri sendiri. Tapi elo! Elo yang bahkan ngga tau siapa gue, mau mengorbankan diri. Sejak saat itu, apa pun kata orang. Gue tetep tau kalau elo adalah orag yang baik. Ngga peduli siapa elo, apapun background keluarga loe. Gue akan tetep sayang sama loe Jill..” Cherly menghampus air mata yang membasahi pipinya.
Jill terenyuh mendengar ucapan Cherly, air matanya ikut mengalir mendengar ucapan gadis itu. dia benar-benar tidak menyangka itulah alasan Cherly selama ini mendekati dan selalu baik padanya.
“Gue udah tau loe adeknya kak Aga, karena loe ngga tau kan kalau nyokap loe itu sahabat nyokap gue? Kita pernah ketemu waktu pemakaman nyokap loe, Jill. Tapi gue udah nganggep loe sebagai temen gue.. Temen yang mau ngebantuin gue si anak baru..” Ucap Wenda.
Dahi Jill berkerut, dia tak mengetahui hal itu. “Dan loe ngga nyari info tentang Aga?!” Tanyanya tak percaya.
“Buat apa Jill? Kalau gue mau, gue bisa cari di internet! Gue Cuma butuh temen! Dan gue ketemu loa sama Cherly..” Ucap Wenda menegaskan.
Cherly kembali tersenyum manis, “Jill, Kak Aga tadi udah cerita semuanya sama Gue and Wenda, ngga semua orang yang seperti loe pikirin.. Yang jelas, kita berdua akan selalu jadi temen terbaik loe..”
Jill terharu mendengar ucapan Cherly. Dia benar-benar menyesal telah menuduh kedua teman terbaiknya itu. dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, “Maafin gue. Gue udah salah nilai kalian..”
Cherly dan Wenda memeluk Jill, “Iya, Jill.. Semua orang pernah ngelakuin salah kan..” ucap Cherly.
“Yang penting, sekarang loe udah tau kan kalau kami selalu ada buat loe.” Ucap Wenda.
Jill tersenyum, “Iya, kalian sahabat terbaik gue.. Makasih selalu aad untuk gue..”
“Iya, Jill..” ucap Wenda.
“Loe tau Jill? Temen-temen di sekolah pada khawatir sama loe, mereka minta gue sama Wenda untuk nyampein doa mereka supaya loe cepet sembuh. Dan mereka bilang suara loe bagus banget!” Cherly mengacungkan dua jempolnya, “Dan kita berdua udah ceritain ke mereka tentang pengalama loe yang ngga enak itu. loe tau?? Mereka langsung janji akan nganggap loe sebagai Jill yang sama seperti sulu..” Ceritanya.
“Iya, Jill! Bahkan mereka nyebarin ke teman-teman yang lain untuk ngeliat video loe itu! kata mereka, loe itu rising star!!” Ucap Wenda girang.
Jill senang mendengar cerita teman-temannya, “Makasih banget yaa..”
“Iyaa Jill, sayang..” Cherly mencubit pipi Jill gemas.
“Tapi loe harus janji ngga bakalan jutek lagi sama kita berdua..” Ucap Wenda sambil tertawa.
“Iya, gue janji..” Jill merasa beruntung mengenal dua gadis seperti Wenda dan Cherly, dan dia ingin meminta maaf pada Aga atas ucapannya kemarin. “Guys, loe mau nolongin gue?”
Wenda dan Cherly saling berpandangan.
+++
Jill membuka tas yang berisi baju gantinya untuk pulang besok siang. Hari ini dia harus menginap dirumah sakit untuk memastikan dirinya benar-benar sudah sembuh. Dia meletakkan tas itu ke kursi dan kembali berbaring. Sangat membosankan karena sepi, papanya sedang menyelesaikan administrasi.
Tiba-tiba ada sebuah BBM masuk, dari Wenda.
‘Jill! Nonton tv sekarang!’
Dahi Jill berkerut. Dia segera menjangkau remote tv yang berada dimeja disebelahnya, dan menghidupkan tv dipojok ruangan. Begitu hidup, tampak sebuah infotainment sedang memberitakan Aga. Dia segera membesarkan volumenya.
“Maaf, ya... Maaf, ya.. Jangan ganggu dulu...” ucap Rangga, manager Aga, sambil menghalangi para wartawan yang berusaha menyerbu Aga dengan banyak pertanyaan. Sedangkan Aga hanya berlalu sambil memberikan senyuman kecil.
Jill memandang wajah kakaknya yang terlihat lelah. Sepertinya rekaman itu terjadi tadi malam karena situasi disana gelap. Dia memperhatikan berita yang berlangsung selama beberapa menit itu.
Tampilan berita itu berubah menjadi studio dengan seorang pembawa acara yang terliht elegan dengan gaun hitam. “Dan, apakah rumor yang sedang beredar mengenai pengunduran diri penyanyi dan penulis lagu berbakat Aga memang benar adanya? Atau hanya isapan jempol belaka? Kita akan mengetahuinya pada konferensi pers pada pukul 2:30 WIB hari ini..”
Jill terkejut mendengar berita itu, “Apa??! Aga mau ngundurin diri?!” dia segera menyibakkan selimut dan turun perlahan dari tempat tidur. Dia membawa botol infusnya dan membawanya tetap dengan posisi tegak. Dia ingin menemui papanya. Dia melihat papanya sedang menelepon di lorong rumah sakit.
“Kamu yakin sudah memikirkan ini?” Tanya papa pada orang ditelepon itu.
Jill mengurungkan niatnya menghampiri papanya, dia memutuskan untuk mendengarkan dulu apa yang sedang dibicarakan papanya.
“Papa yakin Jill ngga akan senang dengan keputusan kamu ini...” Papa diam sejenak, “Tapi ini mimpi kamu, Ga..”
Jill mengerti inti pembicaraan papanya, dia segera kembali kekamar perawatannya dan memikirkan apa bisa dia lakukan untuk mencegah Aga. Apanya Aga melakukan ini untuk dirinya? Dia memandang jam di dinding, sudah pukul setengah 2. Berarti sudah jam pulang sekolah. Masih ada 1 jam lagi sebelum konferensi pers Aga. Dia membuka tas yang dia letakkan di kursi dan mengeluarkan bajunya. Dia memegang ujung jarum infusnya, sambil memejamkan mata dia mencabut jarum itu perlahan. Rasa nyeri yang luar biasa membuatnya hampir berteriak, darah mengalir ketika jarum infus itu terlepas dari kulitnya. Dia segera mengambis kapas dimeja dan menahan darah itu sampai berhenti. Tak mau membuang waktu, dia segera menukar bajunya lalu menyelinap keluar dari kamar perawatan. Dia mengeluarkan handphone, dan menempelkannya ditelinga.
“Hallo, Jill..” Sapa Cherly diseberang.
“Cherly! Gue butuh bantuan loe sama Wenda sekarang!” serunya sambil terus memperhatikan sekitar agar tidak berpapasan dengan papanya.
+++
Wenda menghentikan mobilnya didepan gedung tempat konferensi pers Aga. Ketiga gadis itu memandang kearah gedung melalui jendela.
“Loe yakin ini tempatnya Wen?” Tanya Cherly.
“Yakin.. Niih, ada diinternet.” Wenda mengambil hp dan menunjukannya pada Cherly dan Jill.
Jill memegang lengan Cherly dan memandang jam, “Masih ada waktu 20 menit lagi, gue bakalan masuk dan ketemu Aga sekarang!” dia bergegas membuka pintu.
“Ehh.. ehh.. Jill! Loe yakin mau turun sendirian? Loe kan belum sembuh banget!” Ucap Cherly.
Jill tersenyum, “Ngga apa-apa kok.. Kalian berdua liat situasi ya, kalau ada apa-apa hubungin gue..”
“Oke!” Cherly membentuk lingkaran dengan jari telunjuk dan jempolnya.
“Siip.. Loe hati-hati ya..” Pesan Wenda ketika Jill turun dari mobil.
Jill mengangguk dan segera melangkah cepat masuk kedalam gedung.
“Duuh, gue khawatir niih sama Jill..” Ucap Wenda
“Gue juga sih.. Tapi kita bisa apa coba?” Tanya Cherly.
“Gimana kalau kita ikutan masuk. Kita liat apa aja yang bisa kita lakuin untuk ngulur waktu..” Usul Wenda.
“Waah! Bener juga! Yuuk!” Cherly segera turun dari mobil.
Jill melangkah cepat diantara orang-orang yang sibuk berlalu lalang dilobi. Dia bingung harus melangkah kemana, dia tidak tau Aga berada di ruangan dan lantai mana. Dari kejauhan dia melihat Rangga berjalan masuk gedung sambil memandangi i-padnya, dia segera menghampiri manager kakaknya itu, “Mas Rangga..”
Rangga terkejut melihat Jill, “Lho.. Heii Jill, gue kira loe masih dirumah sakit..”
“Gue ngga punya banyak waktu untuk menjelaskan sekarang. Dimana Aga??” Tanya Jill.
“Aga? Dia ada diruang make up, prepare untuk konferensi pers sebentar lagi.” Jawab Rangga.
“Dimana tempatnya mas? Gue harus ngomong sesuatu sama dia..” Mohon Jill.
Rangga memandang jam tangannya, “Gimana ya? Waktunya tinggal 5 menit lagi niih. Nanti aja gimana?”
Seorang pria menghampiri Rangga, “Mas, sorry banget nih! Terpaksa harus tunda 20 menit niih. Ada dua cewek yang bikin heboh tuuh..”
Rangga terkejut, “Cewek?”
“Iya, dua cewek pake seragam..” Ucap Pria tadi.
Jill tau, itu pasti Cherly dan Wenda. “Thank’s guys!!” gumamnya. Dia teringat sesuatu dan segera mengeluarkan handphonenya.
Sementara itu. aga duduk diruang make up sambil termenung. Laptopnya dibiarkan terbuka dimeja dihadapannya. Tiba-tiba handphonya memecah keheningan itu, dia mengeluarkan handphone nya dari saku perlahan. Dia tertegun melihat BBM masuk itu berasal dari Jill.
‘Look “Jill Louis for Agatha reno” in Youtube!’
Aga mengerutkan dahinya, namun dia segera membuka youtube dan mencari kata kunci itu. dia menemukan sebuah video dengan nama yang sama dan melihatnya. Dia terkejut melihat Jill duduk disebuah kursi bersama Cherly yang memegang sebuah gitar coklat, wajahnya terlihat masih pucat. Dapat terlihat jelas asiknya memakai baju pasien yang dilapisi oleh sweater kuning. Di video itu adiknya menyanyikan sebuah lagu berjudul ‘Price Tag’. Kali ini adik kesayanganya benar-benar bernyanyi lagi.
“it’s ain’t about the money, money, money.. we don’t need your money, money, money. We just wanna make the world dance.. forget about the price tag...” Jill mengucapkannya dengan jelas diringi dengan permainan gitar yang baik oleh Cherly.
Aga tersenyum mendengar suara merdu adiknya. Matanya sampai berkaca-kaca melihat video itu.
“This is for you, Ga..” ucap Jill diakhir video itu, “I’m sorry..”
“I’m sorry too..” Gumam Aga.
“Ga..” Ucap seseorang dari arah pintu ruang make up.
Aga memandang ke arah suara itu, dia langsung berdiri ketika malihat adiknya. “Jill? Seharusnya loe kan ada di rumah sakit!”
Jill melangkah pelan mendekati Aga, “Gue sengaja kabur dari rumah sakit untuk ketemu sama loe, gue harus bilang sesuatu sama loe..” dia tidak tau harus memulai dari mana, dia hanya bisa langsung memeluk kakaknya sambil menangis, “Maafin gue, Ga! Gue egois banget!”
Aga memeluk adiknya, “Gue yang seharusnya minta maaf. Gue ngga tau kesuksesan karir gue malah bikin hidup loe susah. Gue ngga sanggup ketemu loe lagi setelah ngeliat loe kecelakaan kemarin.” Dia benar-benar ketakutan sesuatu yang buruk terjadi pada adiknya, “Tapi loe tenang aja, gue udah mutusin untuk berhenti dan ngga akan ada yang ngeganggu loe lagi..”
Jill melepas pelukan Aga, “Ngga Ga! Justru karena itu gue dateng kesini.. Gue ngga mau loe berhenti nyanyi..”
Aga tersenyum sambil memegang kedua pipi adiknya, “Berhenti berkarir bukan berhenti berhenti bernyanyi kan. Lagi pula ini semua ngga ada artinya kalau loe sendiri merasa terganggu.”
Jill memegang kedua tangan Aga, “Ngga, Ga.. Ini mimpi loe! Gue ngga mau loe ngelepasin semuanya Cuma demi gue. Selama ini loe bener, semuanya udah ngga sama kayak dulu.. Please, Ga.. Gue bisa ngerasa bersalah seumur hidup kalau loe ngelakuin ini...”
Aga menatap kedua mata Jill dan menghapus air mata dipipinya, “Tapi gue udah mutusin ini. Dan sebentar lagi gue bakalan ngumumin itu..”
“Ngga boleh! Please Ga! Gue ngga mau loe ngelakuin ini Cuma demi gue! Bulan depan kita mau liburan ke Bali kan..” Jill benar-benar merasa bersalah dengan sikapnya selama ini.
Aga mengelus kepala adiknya, “Loe yakin?”
“Iya Ga.. Mulai sekarang gue janji, adek loe yang loe kangenin itu udah balik lagii..” Ucap Jill meyakinkan.
Aga tersenyum mendengar ucapan adiknya, dia mengecup pipi Jill dan memeluknya erat. “Makasih ya, gue akan terus berkarya demi loe dan papa..”
Jill lega mendengar ucapan Aga, “Trus, konferensi persnya gimana?”
Aga memandang jam tangannya, “Oh iya! Apa gue perlu ngebatalin?”
“Jangan! Orang-orang udah pada ngumpul nungguin loe..” Ucap Jill bijaksana.
“Trus, gimana dong?” tanya Aga bingung.
“Loe punya ide lain ngga?” Tanya Jill balik.
Dan konferensi pers pun berlangsung. Aga menemui para wartawan itu bersama Rangga dan Jill. Berkali-kali blits kamera menampar wajahnya yang tampan ketika mereka memulai konferensi pers itu.
“Silahkan teman-teman pers, apa ada yang may ditanyakan sebelum Aga menyampaikan maksudnya?” Tanya Rangga mempersilahkan.
“Aga, bisa anda kenalkan siapa wanita yang bersama anda ini?” Tanya seorang wartawati.
Aga tersenyum sambil memandang Jill, lalu merangkulnya. “Dia adik kesayangan gue..” dia memandang Jill untuk membiarkannya memperkenalkan diri sendiri.
“Hai semuanya.. Nama gue Jill. Sebelumnya gue sempet ngerasa risih karena semua orang kenal Aga, dan itu  juga sempet buat hidup gue rada kacau. Tapi..” Jill melirik Aga, “Sekarang gue justru ngerasa beruntung banget punya seorang kakak yang bisa dibanggain seperti dia..”
Dari kejauhan Cherly dan Wenda melambaikan tangan memberi dukungan pada Jill.
“Dan mas Aga, apa yang ingin anda umumkan? Apakah benar ingin mengundurkan diri dari dunia musik?” Tanya seorang wartawan lain.
Aga dan Jill saling berpandangan sambil menahan senyum, “Ngundurin diri? Ngga lah, gue akan terus berkarya sampai gue tua dan ngga bisa berkarya lagi..”
“Lalu, apa yang akan anda umumkan saat ini?”
“Yang mau gue umumin, mulai sekarang dan seterusnya gue akan punya partner dalam berkarya. Jill!!!” Ucap Aga pasti.
Jill memandang Aga kaget, “Hah?!”
Aga tersenyum, “Ide bagus kan?” Bisiknya.
Jill hanya tersenyum. Dia tak tau harus berkata apa.
Aga memberi isyarat pada Rangga untu menyudahi konferensi ini dengan matanya.
“Terimakasih ya semua teman-teman sudah mau datang, sampai disini dulu ya wawancaranya. Aga sama Jill harus segera berlatih single pertama mereka..” Ucap Rangga menutup wawancara itu.
“Makasih ya semua..” Ucap Aga sambil melambai dan merangkul bahu Jill pergi.
Diluar gedung Cherly dan Wenda sudah menunggu dengan hati senang.
“Yeaay!! Jill bakalan jadi penyanyi!!” Sorak Cherly sambil memeluk Jill.
“Yeaay!!” Wenda ikut memeluk Jill girang.
“Thank’s banget ya kalian udah mau nolongin gue..” Ucap Jill senang, dia tak harus mengucapkan apa untuk berterimakasih pada kedua sahabatnya itu.
“Gue juga mau ngucapin terima kasih.. Kalian emang bener-bener temen sejati Jill..” Ucap Aga.
Cherly dan Wenda terseipu malu, “Iya, sama-sama kak..”
“Dan sebagai ucapan terima kasih itu. gue mau kalian datang waktu manggung pertama gue sama Jill di Bali. Iya kan Jill?” Aga melirik Jill.
Jill senang mendengar itu, “Apa? Yeaay!! Kita liburan bareng ke Bali!” dia dan kedua temannya berpelukan sambil berloncat-loncatan. Tiba-tiba dia merasakan kepalanya kembali pusing, “Aaaww!!” dia memegang kepalanya.
“Lho Jill??” Ucap Wenda dan Cherly cemas.
“Eh, jangan loncat-loncat gitu..” Ucap Aga sambil berdiri dibelakang adiknya.
Jill tersenyum, “Sorry, gue terlalu seneng.. Yang penting kita liburan ke Bali!!”
“Ayo.. ayo.. Kita latihan!” Ucap Rangga bersemangat.
“Ayooo!!” Seru Jill, Cherly dan Wenda tak kalah semangat.
Mereka berjalan menuju mobil Wenda. Aga juga ikut dengan mereka untuk merayakan hari bersejarah itu. saat menuju mobil Jill baru ingat kalau dia kabur dari rumah sakit, pasti papanya akan marah.
“Ga, gue baru inget. Gue kan kabur dari rumah sakit, ntar kalau diomelin papa gimana?” Tanya Jill bingung.
Aga terkejut, “ha? Jadi loe kabur dari rumah sakit?!”
Dan itulah hidup, dapat berubah tanpa ada seorang pun yang tau. Bahkan tidak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah kisah.

THE END!!

by: Hanna Evani
facebook: Hanna Neko-Suki
twitter: @Hannaevani