Sep 21, 2011

Cerpen: SAHABATKU, KEKASIHKU...

SAHABATKU, KEKASIHKU...
Yang tak termiliki

oleh: Mentari Senja
Masih  terukir  luka  dan  duka  saat  kau  dihadapannya,  bukan  seperti  dirimu  saat  bersamaku. Engkau begitu angkuh dan sombongnya tanpa pedulikan aku yang ada didepanmu... tau kah kau bahwa kau tlah tancapkan duri baru lagi buatku, kau gores luka yang meluka...kau tabur garam hingga perih kurasa. Aku tau kau juga tak menginginkan ini, aku juga mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi aku tetap saja sakit atas kemengertianku akan dirimu..!! Airmata kedukaan terus meliputiku, melihat engkau masih dengannya... ku tau hatimu hanya untukku, tapi ku sadar ragamu bukan milikku. Bagaimana bisa kau permainkan aku dengan perasaan ini yang ku tau sebelumnya tak begini.
    Engkau sahabatku juga kekasihku, tapi kau milik orang lain. Hidup bersama orang lain walau hatimu ada dihatiku, aku menderita kau juga...!!! Sampai kapan takdir bisa mempersatukan kita. Andai saja dulu kau bisa lebih tegas mungkin jalannya tak akan sesulit ini...
    Sahabatku yang ku cinta, engkau hadir dengan cinta saat kau tlah memutuskan bersama yang lain. Engkau berikan sayang kala ku tau pasti tak mungkin tuk disatukan. Hingga sekarang saat kau tlah termiliki orang lain kau tetap curahkan sayang itu, adilkah ini,aku mencintaimu sangat, aku menyayangimu lebih dari apapun. Ini semua tlah direncanakan oleh Tuhan. Tuhan memberikan anugerah cinta yang indah buatku untukmu, walau cinta itu terlarang.
    Sekarang ku jalani cinta yang merumitkan ini, cinta segitiga antara aku,kau dan dia.
Aku mencintaimu saat kau tlah memutuskan untuk hidup dengan dia, dan kau juga berikan cinta itu. Tapi kau tetap bersamanya walau kau mencintaiku..aku terluka, kau menyesal dan dia merana.. semua merasa sakit.
    “ de, mas tau kamu kecewa. Mas juga tau kamu sakit karena mas. Tapi mas juga nda tau harus bagaimana.”
    “ iya mas, ade ngerti. Ade Cuma butuh waktu buat menenangkan diri “
    Semua sakit yang kurasa saat itu hanya kupendam saja, aku tak mau akan ada penyesalan dikemudian hari karena aku salah mengungkapkan kekecewaan. Aku begitu menyayanginya dan aku tak mau kehilangannya.
    “ ya sudah, mas ngerti. Mas ga mau mengganggu ade dulu. Tapi satu yang harus ade tau, bahwa mas sangat menyayangimu lebih dari istri mas. Mas ingin hidup bersama ade membina keluarga yang bahagia sampai ajal menjemput mas. Mas akan berusaha memperjuangkan itu selama ade masih mengharapkan mas.”
    Begitu banyak harapan dan janji yang kau berikan padaku, ku tau rumah tanggamu tak harmonis pertengkaran menghantuimu setiap hari. Hingga kau mencurahkan kepadaku. Tapi aku sadar bahwa kita tlah slah, seharusnya kau berusaha mencintai istrimu bukan diriku.
    “terima kasih mas, semoga semuanya berjalan lancar, dan apapun yang terjadi itu yang terbaik untuk kita semua.”
    “mudah-mudahan de, mas akan terus berusaha”
    Dan kurelakan kau untuk bersamanya, diiringi air mata yang terus berderai ku langkahkan kaki untuk mundur sejenak, ku biarkan kau selesaikan masalahmu dengan dia. Biarlah aku disini merengguk kesedihan dikesunyian malam bersama bintang.
    Hari ini, detik ini kuputuskan menunggumu, menunggumu menjemputku disini di kesunyian hari. Walau akan terus kurasakan sakit, duka dan luka tapi kan kunikamati itu semua. Demi kamu....Aku mencintaimu sahabatku kekasihku.