Oct 19, 2011

Cerpen Romantis: CERITA KETIKA HUJAN

CERITA KETIKA HUJAN
oleh: ADI NUGROHO
Aku punya begitu banyak kisah yang lahir ketika musim hujan seperti sekarang . begitu banyak hampir saja aku tak pernah membuatnya menjadi sebuah cerpen. Sayang, aku bukanlah seorang cerpenis yang handal. Entah mengapa tangan ini ingin menulis sebuah kisah yang lama berlalu.
Adakah yang dengan senang hati membaca dan menikmati kisah ini. Kisah waktu aku SMA dulu waktu dimana awal mula ku berjumpa dirinya .dengan seorang gadis manis berlesung pipit di pipi kirinya serta rambutnya yang lurus hitam dan di biarkan tergerai melewati pundaknya.pernah juga aku mengalami yang namanya patah hati dan melampiaskannya dengan main di air hujan sampai aku kena panas yang lama sembuhnya dan masih banyak lagi. Juga ketika kotaku tersayang di landa banjir besar pada tahun 2007 yang mengakibatkan sekolahku libur hampir satu bulan.bukankah yang itu cukup dramatis bukan ? Tak selamnya kisah waktu hujan berakir sedih. Tetapi ada juga yang mengasyikan . pernah juga aku berkenalan dengan seorang gadis yang baru keluar dari toko gara-gara aku berteduh di samping toko itu.

Sekarang musim hujan telah datang lagi dan aku teringat kisahku ketika itu yang pantas aku catat dalam diaryku ini.

Mendung begitu tebal ketika bel pulang sekolah mulai berbunyi. Banyak di antara teman-temanku yang pada hari biasa memakai sepedah motor,tiba-tiba menjadi begitu manjanya jadi pelanggan angkot. Aku mengayuh sepedah polygonku agak bergegas. Menyesal juga karena tadi tak mengindahkan kata ibu yang menyuruhku membawa jas hujan. Aku segan memakai jas hujan seperti batman saja ‘’gumanku’’ dalam hati.

Akhirnya,kekhawatiranku menjadi nyata. Ketika perjalananku sampai di dekat lampu merah hujan rintik-rintik menyambutku dan tak lama kemudian menjadi semakin deras.tanpa ampun,tanpa menghiraukan do’aku yang mengiringi setiap kayuhanku.

Aku membelokan sepedahku,dan berteduh di sebuah rumah yang akan lapang depannya persis di pinggir jalan. Ku tatap mendung yang menurunkan air hujan ,pada jutaan tetesan air yang membasahi bumi dan menimbulkan gelembung-gelembung di atas genangan yang akhirnya pecah.

Jiwa romantisku melayang kemana-mana ,meloncat seperti air hujan itu. Aku membayangkan bila rasanya jalan-jalan berdua dengan pacarku dalam hujan begini ? dan pacarku mendekapku,sementara ku lihat air yang mengucur melalui ujung hidungnya yang indah. Apalagi gadis itu cukup semampai,kuning langsat dan punya rambut hitam yang tergerai melewati pundaknya.ah,betapa beruntungnya diriku ini seperti …

Tiba-tiba lamunanku buyar ketika sebuah panggilan tanpa sadar mengagetkanku. Seorang gadis mengenakan t-shirt pink menawariku masuk kedalam rumahnya.ku dengar suara music yang begitu ku kenal yang membuatku tanpa sadar menirukan liriknya saat masuk.

Tak pernah terfikir olehku ,
Tak sedikitpun ku bayangkan,
Kau kan pergi tinggalkan ku sendiri,
Begitu sulit ku bayangkan,
Begitu sakit kurasakan .
Kau kan pergi tinggalkanku ,

Itulah lirik yang keluar dari mp3 yang terletak di atas almari. ‘’ Maaf,bolehkah aku pinjam handukmu ?” tiba-tiba kata itu meluncur dari bibirku seakan tanpa dosa. Gadis itu tampak kaget lalu senyumnya terkembang. Ah,manis juga gadis ini apa lagi waktu dia tersenyum ‘’pikirku’’ dalam hati.Sebentar ya aku tinggal ke belakang ‘’ ucapnya’’ sambil berlalu dan tak begitu lama dia datang dengan membawa dua gelas yang berisi teh serta setoples makanan ringan. Tanpa kusadari aku berguman ‘’ah,beruntung banget aku’’ dan tanpa sadar dia mendengarnya.

‘’Jadi nggak ? “ tanyanya setelah aku melepas sepatu dan melihat hujan dari belakang dinding kaca .
‘’ Apanya ? “ Aku balik bertanya.

“ Handuknya.”

Ah,aku jadi tersipu di buatnya .

“ Kamu baik hati benar,” kataku jujur,tapi sudahlah aku hanya bercanda lagian bajuku juga tidak terlalu basah ko “ ucapku”.

Lalu kami bicara soal sekolah masing-masing,bicara soal music,soal pelajaran . Begitu asyiknya sampai tak tahu jika hujan reda dan aku harus pamit. Tanpa ku sadari 2 jam kita mengobrol soal itu semua.

Aneh,fikirku kemudian ketika sampai rumah. Aku kan belum mengenal dia sama sekali tapi mengapa kita begitu akrab tadi. Aku sampai lupa bertanya siapa namanya,dimana anggota keluarganya yang lain, dan sebagainya yang lain.

Dua hari kemudian teryata hujan lagi dan lebih gilanya lagi aku kembali berteduh di rumah itu dan langgsung mengetuk rumah itu.seakan aku sudah lama mengenal penghuni rumahnya.

‘’ Boleh aku meminjam handuknya” ? tanyaku dengan nada bercanda.

Gadis itu hanya tersenyum. Matanya memandangku dan berujar dengan nada bercanda “ semalam aku bermimpi bertemu kamu ?”. gila kamu ini !”

‘’ Hatsyim … “ aku bersin.

Uah,tanda-tanda mau terkena flu ni ‘’ jawabnya”.

‘’ Aku sendiri heran,kenapa aku punya keberanian macam ini. Sebelum ini aku bahkan ,,,, “ Aku tak melanjutkannya berharap dia menyela ucapanku . Tentu saja ini bohong ,selama ini aku selalu sukses menggaet cewek walau dengan cara yang serba aneh.

‘’ Aku juga heran ,,,, maksudku, gimana seandainya yang membukakan pintu bukan kamu melainkan ibumu. Lantas aku harus bilang mau cari siapa ? Aku belum tahu nama kamu .”

Namanya Rima nama yang sederhana . kali ini, Rima menyuguhkan secangkir kopi kental yang manis sekali ada juga toples berisi keripik yang gurih.

Kenapa ga naik angkot saja kan enak ga kehujanan. Tahu hujan setiap hari gini ko suka naik sepedah ontel. Aku sih enak sekolah aku dekat Cuma bejarak 100 meter jalan kaki cukup. Kalau pas hujan , aku bawa payunng.

Rima melirik ke arah sepedahku diluar dan berucap sepedahmu bagus juga. Aku Cuma mengulum senyum dan mengatakan bahwa itu adalah hadiah ulang tahun ke 17 dari ayahku tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Tiba-Tiba dia berucap “ kamu bisa sakit kalau hujan-hujanan terus.”

`Aku bersin lagi .

‘’ Aku merasa di perhatikan.Eh,aku pikir naik sepedah lebih praktis dan juga sekalian olahraga.

‘’ pikiran yang praktis.’’

‘’ Aku merasa tersanjung lho.’’

‘’ Nggak di larang.”

Aku berdiri mengusap dinding kaca yang buram dengan tanganku.

‘’ Aku suka hujan’’ tiba-tiba aku berucap.

‘’ Aku biasa saja itu kan peristiwa alam biasa.” Balasnya.

‘’ Kadang waktu kecil aku suka main sepak bola dengan teman-teman ketika hujan mulai turun.”

‘’ Aku juga tapi sebulan yang lalu.”

Aku melihat wajahnya . wajah yang nyari tanpa ekspresi. Dan aku bersyukur ketika ku dapati mata yang mendadak sendu.

“ Dengan pacarmu ?” pancingku.

Kini Rima tertegun.

Bukan ! Bukan ! ‘’ kepalanya menggeleng berulang – ulang. Aku gagal mencoba mengartikannya.

‘’ Sekarang ada kenangan baru, kan ?”

‘’ Perkenalan kita ? No ! kamu belum menyebutkan namamu.” Jawabnya.
Aku memukul kepalaku sendiri.
“ Namaku Aliev Rama Marhendra. Panggil aja aku Rama atau Hendra. Tetapi teman-temanku suka memanggil “ Babby” katanya sih wajahku mirip anak kecil. Aku sih nyerah saja .
Rima tersenyum .
‘’ Lucu,ih !!”
Ah,senyumnya manis sekali fikirku dalam hati.
‘’ Kamu lucu.’’
‘’ Suka kan,punya teman seperti aku ?” Mataku mengerling menggoda .
‘’ Lumayan.”
Astaga ! aku suka sekali jawabannya.
‘’ Kamu bisa pulang terlambat?”
“ Maksudmu ?”
Ria mendesah.
Ah,rasanya aku mulai jatuh cinta pada gadis ini. Sungguh,aku mulai membayangkan yang indah-indah.
“ Maksudku,kamu nggak di cari kalau pulang terlambat macam sekarang.
‘’Hujan, kan ?”
‘’ Sudah reda dari tadi ‘’ jawabnya.
Aku tak sadar kalau hujan sudah berhenti kulihat jam menunjukan pukul 14:30 .
Mendadak aku merasa kehilangan sesuatu.
“ Saatnya untuk pulang,kan ?”
‘’ Terserah “ jawabnya.
Aku tak tersinggung karena kulihat matanya bercanda.
Aku benar-benar sukaaaa padanya !!!!!
‘’ Tapi aku ko ingin keliling kota.” Rima menerawang pandangannya. Seperti melihat ke arah sangat jauh.
‘’ Saya ingin membonceng sepedah pollygonmu. Kita putar-putar,yuk !’’. Ajaknya .
Oke, kapan lagi ada kesempatan manis begini ? ‘’ Gumanku.
‘’Tapi benar kamu tidak di cari sama orang tuamu ?’’ tanyanya.
‘’ Semua orang pulang nanti sore’’ jawabku dengan berbohong.
Yang benar adalah keadaan rumah sedang sepi karena orang tuaku pergi kerumah eyang.
Tunggu aku ganti baju sebentar. ‘’ ucapnya’’.
Sekalian pamit ya . Eh.yang lain kemana ko dari tadi aku perhatiin ko sepi. Tanyaku kepada Rima sambil celingukan.
Mereka ada di Surabaya sejak kemarin. ‘’ jawabnya’’. Makanya aku butuh teman dan kesibukan.
Aku menganguk maklum. Tak lebih dari 5 menit dia sudah keluar lagi.Kali ini seragam sekolahnya telah berganti dengan celana jeans hitam dengan kaos lengan pendek warna kuning marum. Rambutnya yang bagus diikat begitu saja pakai karet gelang.
Ih,makin santai makin manis saja gadis ini .’’ gumanku’’.
Rima mengunci pintu rumahnya dan sebentar kemudian kita sudah meluncur di jalan beraspal yang basah oleh air hujan.
Begitu cepat keakraban ini. Aku sendiri merasa heran juga sekaligus senang. Sepanjang perjalan ,kita ketawa-ketiwi menertawakan hal lucu yang kami jumpai. Ketika hampir sore, kita sempat menikmati bakso langgananku .
Hatiku berbunga-bunga menikmati bakso di temani gadis manis yang bernama Rima .
‘’ Mudah-mudahan besok hujan lagi ya Rim !!” kataku ketika kami telah sampai di rumahnya.
Rima tercenung .
‘’ Semoga.”
‘’ ikutan berdo’a dong !’’
‘’ Ya, Rima memandangku tak berkedip dalam beberapa detik.’’
‘’ Semoga kita bertemu lagi.”
‘’ Aku …. Aku suka sam kamu .” kaataku keceplosan
‘’ Rasanya aku ….. aku juga, Ram .”
Rima hanya melempar senyum ketika membuka pintu dan menghilang di dalam rumahnya.
Aku gembira bukan main ku kayuh sepedahku dengan kuat-kuat supaya cepat sampai rumah dank u tulis dalam diaryku.
Besok siangnya ,ternya langit cerah . tapi mengapa aku merindukan Rima gadis yang mulai membuatku selalu melamun di kelas. Ingin ku utarakan rayuan gombalkupadanya. Supaya dia tau aku menyukainya.
Ku ketuk pintu rumah itu .sekali … dua kali .. lima kali namun tak ada jawaban dari daalam. Kufikir dia belum balik sekolah.
Ada tangan menepuk pundakku dari belakang. Ini dia ‘’ ffikirku’’ !
Tapi aku salah teryata yang datang adalah bapak yang berjualan di kios rokok sebelah.
Cari Rima ? tanyanya.
Belum pulang ya pak ? ‘’balasku”
‘’ Dia pindah, Dik .’’
‘’Pindah ?’’
“ Tadi pagi orang tuanya datang menjemputnya.”
‘’ Saya … saya nggak paham.”
Jantungku berdengkup kencang..
‘’ Teman sekolah ?”
Aku menggeleng
‘’ Teman baru ya ?’’
‘’ Baru 4 hari saya mengenalnya,’’ kataku agak malu. Lidahku kele,mataku panas. Perasaanku tak mementu. Aku ingat semuannya rayuan gombal,bakso di tempat faforitku.
‘’ Aku perlu teman .’’ Terngiang-ngiang ucapannya kemarin. “ Rasanya … aku juga … “

Ahh !! Mengapa waktu begitu cepat.

Bapak itu memberikan selembar kertas yang berisi nama dan alamat ,yang pasti alamat Orang Tua Rima. ‘’ Saya diminta tolong menyampaikan ini. Katanya, untuk temannya yang datang pakai sepedah bagus.

‘’ Terima kasih banyak, Pak.’’ Cuma itu yang keluar dari bibirku.

Mataku nanar menatap sederet tlisan pada selembar kertas di tanganku. Surabaya itulah alamat yang tertera pada tulisan itu. Aku menuntun sepedahku dengan gontai.

Langit mendung dengan tiba-tiba.Sepertinya langit telah tersihir.Matahari hilang di telan awan. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Tubuhku basah begitu juga mataku. Aku berjanji bila lulus sekolah nanti aku akan meneruskan ke Surabaya . Semoga saja dia tidak lupa padaku.

Selalu … Selalu saja ada cerita ketika musim hujan begini.

By: ADI NUGROHO, MALANG