Nov 2, 2011

Cerpen Sahabat: Semua Karena Kubangan Air

Semua Karena Kubangan Air

Oleh: Anestesia
Orang terbangun dari tidurnya disamping dengan teriakan yang bergema di telinga “ sahur......sahur....sahur...” untuk melaksanakan ibadah berpuasa keesokan harinya dari matahari terbit hingga terbenam, suara ayam berkokok tidak terbendung lagi saat pagi telah tiba orang beraktifitas seperti biasa kecuali pelajar yang diliburkan karena datangnya bulan suci ramadhan,tak heran banyak anak-anak bergegas keluar rumah untuk bermain karena bosan apabila hanya melihat di dalam rumah saja begitupun saya,tidak lama kemudian dengan ditemani dengan cuaca yang sedang mendung teman saya yang bernama ulfa memanggil untuk mengajak bermain dengan perasaan yang senang saya pun ikut bermain demi menghilangkan rasa jenuh,penat yang telah membelenggu dari hari kemarin-kemarin.

          Ulfa adalah salah satu teman di depan rumah saya dia seorang perempuan yang sedikit tomboy bahkan keberaniannya pun seperti laki-laki ini dikarenakan sikap orang tuanya yang sangat keras terhadap dia dan kebanyakan orang-orang disekitar tidak begitu nyaman padanya.

          Langit tiba-tiba gelap,angin bertiup kencang, dedaunan runtuh hujan pun turun dengan derasnya,teman-teman bergegas pergi,

          “ ayo masuk kedalam rumah sebelum hujan mengguyuri kita ”
          “ tidak saya masih ingin bermain “ jawab Ulfa
          “ apa kamu mau sakit kalu berlama-lama diguyuri hujan ? ”
          “ aku tidak perduli “

          Dengan keras kepala ulfa masih bermain mengikuti keinginannya
tanpa menghiraukan perkataan kami padanya.

          Hujan tak henti-hentinya turun sampai menjelang magrib dan kami pun pulang ke rumah masing-masing dengan mendengar azan berkumandang saatnya berbuka telah tiba setelah lapar dan haus menemani dengan setianya.

          Tak lama kemudian seperti biasa teman-teman mengajak bertarawih di masjid termasuk ulfa sesampai disana sebelum menunggu azan kami bermain sebentar untuk mengisi waktu luang dan tidak disadari waktu begitu cepat azan pun terdengar, orang-orang telah memasuki masjid termasuk kami tanpa ulfa, tidak tahu kenapa dia begitu keras kepala, dengan khusyuknya sholat tarawih telah selesai dan tiba-tiba diluar pun terlihat ramai seperti orang sedang bertengkar ternyata itu ulfa yang ribut dengan seorang anak kecil yang ditemani oleh kakaknya hanya dikarenakan ulfa terkena cipratan dari kubangan air sehingga membuat bajunya kotor membuat ulfa kesal dan memarahi anak kecil tersebut yang berlari-lari sehingga terpijak kubangan air itu,

          “ Apa mata kamu buta sampai-sampai tidak lihat ada kubangan air” kata ulfa dengan sangat marahnya.
          “ maaf kak saya tidak sengaja” dengan wajah memerah kata anak kecil itu.

Tiba-tiba kakak dari anak kecil itu datang dan tidak terima dengan ulfa memarahi adiknya, terjadilah pertengkaran sampai-sampai ulfa bergegas masuk kerumahnya dan kami pun terkejut ternyata ulfa sedang membawa sebuah pisau lebih herannya lagi ayah ulfa mendukung bukan mencegahnya.

          Beruntung mereka dipisahkan oleh orang sekitar walau ulfa masih memendam rasa marah yang sangat besar. Kamipun pulang dengan keheranan pada ulfa,

          Keesokan harinya kami bermain seperti biasa, rumah ulfa sepi tidak seperti biasa dia pun tidak keluar rumah dan sejak itulah kami tidak bertemu dengan dia lagi dikarenakan mereka telah pindah rumah tanpa ulfa berpamitan dengan kami dahulu.
***

By : Anestesia

palembang