PACAR SETENGAH HARI
Nama gue MUHAMMAD RAYNALD PRASETYA . Dimana-mana makhluk yang namanya CEWEK, emang nyebelin. Contohnya cewek gue. Semua keinginannya harus diturutin, nggak boleh nggak. Padahal gue kan, punya kegiatan yang lebih menyehatkan. Misalnya main basket atau futsal. Daripada nungguin dia creambath, hair spa di salon, atau apalah namanya, yang bisa bisa bikin gue ambeyen.
Gue melempar majalah yang udah gue baca dari sejam yang lalu, ke meja. Rasanya boring banget. Gue bangun dari kursi lalu menghampiricewek gue yang sekarang mukanya udah kayak setan. Putih. Mukanya dimasker dan matanya ditutupin pake dua iris jeruk nipis.
“say, gue keluar dulu ya”
“kemana,,?”tanyanya
“cuci mata, bĂȘte gue disini.”
“Oh, ya udah kalo gitu, tapi jangan lama-lama ya! Soalnya bentar lagi udah mau selesai.”
“Iya.”
Akhirnya gue bisa juga lepas dari ruangan yang sangat menyesakan itu. “Ehm,,,” gue menghela nafas panjang dan lega lalu masuk mobil dan menjalankannya.
Ciiiitttttt,,,,,! Gue ngerem mendadak begitu mobil yang gue kendarain nyaris menabrak cewek berpiyama biru. Gue langsung keluar mobil, sambil, nyumpah-nyumpah.
“Heh! Kalo jalan liat-liat dong! Mau nyari mati apa?”bentak gue.
“Maaf, aku gak senga,,”belum selesai cewek itu menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya roboh seketika. Dengan sigap gue menangkap tubuhnya ketanah. Gue rebahin tuh cewek ke mobil.
“Akh,,”ringis cewek itu begitu siuman, tangannya memegang kepelanya, mungkin dia merasa pusing.
“Nih,,”gue menyodorkan sebotol air mineral yang sengaja gue beli diwarung pinggir jalan.
“Thankz,,”cewek itu mengambil botol minuman dari tangan gue lalu menenguk isinya.
“Loe gakpapa,,?”tnya gue. Cewek itu menganguk.
“Rumah loe dimana? Biar gue anter pulang!”
“Gak usah, aku bisa pulang sendiri kok. Lagipula, sekarang aku nggak mau pulang. Aku ingin menghirup udara bebas dan jalan-jalan ketempat yg aku suka.”
“Mau gue temenin.?”gue menawarkan jasa. Bukan apa-apa, gue Cuma cemas aja, takut kalo-kalo ni cewek pingsan lagi.
“Eh,,?”cewek itu noleh ke arah gue.
“Lebih enak berduakan dari pada sendiri.?”cewek itu tersenyum lalu menganguk pelan. Benar-benar manis walau wajahnya gak pake kosmetik seperti cewek pada umumnya. Gue ngulurin tangan, bermaksud mau kenalan.
“Ray, loe?”
“Aku Sivia Azizah! Panggil aja Via!”
“sekarang mau jalan-jalan kemana vi?”
“ke bioskop!”serunya dengan senyum tenang.
“Okray, kalo gitu kita ke bioskop!”seruku, ikut semangat lalu melajukan mobil.
“Yeeeaaahhh,,!!!”
Kami berdua duduk disalah satu kursi dengan tangan memegang popcorn dan soft drink. Sebenarnya gue gak suka dengan yang namanya nonton, apalagi film tentang cinta. Uh,,,,,, nggak banget deh! Tapi sekali kali boleh juga, apalagi ditemenin cewek cantik dan manis kaya via. Hehhe..
Gue ngambil HP di saku yang tiba tiba bunyi. MY LOVELY, nama yang tertulis dilayar. Gue segera memencet tombol ON.
“Hallo,,”
“Hallo, Hallo! Loe dimana sih? 3 jam gue tungguin, lo nggak balik-balik. Rese banget sih loe”Shilla marah-marah. OMG. Gue bener bener lupa, kalo harus ngejemput dia balik.
“Gue di,,,,,,,rumah”jawab gue bohong.
“APA!?? Dirumah!?? Gila loe, ya!! Gue nunggu di sini, loe malah enak enakan dirumah. Pokoknya sekarang loe harus jemput gue! Kalo gak kita PUTUS!!”ancamnya lalu memutuskan pembicaraan.
“Viaa..”
“Seneng ya, bisa menjalani hubungan dengan seseorang yang kita cinta?”potong via yang noleh ke gue. Gue Cuma diem, menunggunya untuk bicara lagi.
“Dari dulu ampe sekarang, aku belum pernah ngerasain yang namanya pacaran dan nge date dengan orang yang aku cinta.”
“Masa sih, cewek secantik loe gak bisa dapet cowok?”
“Ya mungkin aku cantik, tapi umurku gak panjang. Sejak aku duduk di kelas 2 SMP. Aku menghabiskan waktuku dengan berbaring ditempat tidur. Dikelilingi dengan orang orang yang menatapku sendu, rasanya membuat dada ini sesak.”
Ada kepedihan dimatanya, membuat gue mengurungkan niat buat jemput shilla. Karena gue pikir, sekarang yang lebih membutuhkan gue adalah sivia bukan shilla yang membutuhkan gue sebagai supir yang harus mengantar dia kemanapun yang dia mau.
“kalo loe mau loe juga bisa kok?”
“Eh,,!??”
“Mulai detik ini, gue adalah cowok loe dan kita akan nge-date ke tempat tempat romantic”gue membelai rambutnya yang panjang dan lurus.
“Thankz,,”ucapnya sambil tersenyum lalu mengalihkan pandanganya ke layar kembali.
Setelah nonton kami pergi ke sebuah Café favorite gue dan anak anak mangkal kalo ada acara penting. Gue menyeret kursi untuk via.
“Thankz,,”
“You’re welcome, honey”ucap gue lembut. Membuatnya tersipu malu. Lalu duduk dikursi yang berhadapan denganya.
“kamu tau, baru kamu aja loh yang manggil aku honey”
“Oh ya! Berarti gue special dong?”via tersenyum.
Sambil makan kami berdua berbicara panjang lebar tentang berbagai hal seperti, keluarga, hobi, dll. Tiba tiba seorang cowok menghampiri meja kami.
“Siviaa,,”dia memanggil nama via.
Via mendongakkan kepalanya, dan sedetik kemudian wajahnya berubah pucat, seolah olah dia melihat sesuatu yang menakutkan.
“kenapa kamu ada disini? Mama sama papa mana?” via menggeleng lemah.
“jadi,,, kamu kabur dari rumah sakit?”via hanya diam.
“Loe sapanya via?”tanya gue, setelah sekian detik diam.
“gue kakaknya! Loe benar benar keterlaluan, via itu sakit parah dan gak boleh pergi keluar. Emang loe mau dia mati apa?”cowok itu begitu marah.
“sekarang kamu ikut kakak! Kita pulang”cowok itu membawa pergi via.
Untuk beberapa saat gue diam terpaku ditempat. Rasanya kaki ini gak sanggup untuk bergerak. Tapi detik berikutnya, gue bangkit dari kursi dan mengejar via. tentunya setelah membayar bon.
Di areal parkir, terlihat via masuk ke dalam mobil, yang segera melaju. Gue berlari dan masuk kedalam mobil gue, lalu membuntutin mobil yang membawa via. tapi,,,,,, Edan!! Gue kehilangan jejak karena terjabak lampu merah.
===================
Beberapa hari kemudian,,,,,
Gue dan shilla udah putus. Shilla yang mutusin gue. Tapi anehnya gue gak ngerasa sedih sedikit pun. Malah gue ngerasa seneng, karna gue gak usah antar jemput dia lagi dan bebas melakukan aktivitas yang gue mau. Kayak ngumpul ama anak anak tiap hari, main basket, main sepak bola, tidur siang tanpa harus diganggu oleh telpon dari dia yang merengek minta jalan jalan and anything else.
Tapi gantinya, gue malah merindukan via. cewek manis yang bersama gue seminggu yang lalu. Memang sih, Cuma SETENGAH hari kami bersama. Tapi entah kenapa, gue nggak bisa ngelupain dia. Wajahnya selalu melekat di mata gue. Mungkin ini yang dinamanya LOVE AT THE FIRST SIGHT? Sayang, gue nggak tau di mana dia tinggal. Kalo aja gue gak kejebak lampu merah, mungkin sekarang gue akan mengunjunginya.
Setiap pulang sekolah, gue langsung mencari via ke tempat tempat yang kami kunjungi waktu itu. Tapi sayangnya, walau udah dicari beberapa kali pun, tetap aja makhluk jelita itu gak gue temuin. Malah sialnya lagi, gue dikejar-kejar waria yang gue colek punggungnya. Habis, dari belakang waria itu mirip banget ama via. maksud gue bukan mukanya, tapi rambut panjang yang lurus itu.
Ting,,,Tong,,,!!!
Tiba tiba suara bel berbunyi. Gue segera keluar dan membukakan pintu. Dan betapa terkejutnya gue. Seorang cewek dengan cowok disampingnya berdiri dihadapan gue. Sivia dan kakaknya!??.
“Daa,,,darimana dia tau kalo gue tinggal disini?”
“Aku dan kakak ngebuntutin kamu malam itu”katanya, tau apa yang gue pikirkan.
“Masuk yuk!”ajak gue.
Via segera masuk, tapi kakaknya pergi setelah terlebih dahulu bilang.
“Tolong antarkan adik gue pulang! Jangan sampai kulitnya tergores sedikit pun!”
===============
“Ada perlu apa?”tanya gue begitu kami berdua duduk di sofa ruang tamu.
“Memangnya gak boleh?”Via balik nanya.
“Nggak, bukan gitu. Gue kaget aja loe dateng ke rumah gue dan waktunya pas lagi”
“Emang skarang ada perayaan apa?”
“Bukan, maksud gue tuh. Kebetulan gue tadi lagi mikirin loe. Gue pengen banget ngunjungin lo ke rumah, tapi sayang gue gak tau rumah loe, gue kehilangan jejak waktu ngebuntutin mobil kakak loe”
Via tersenyum manis,,,,, banget. Kalo dia permen pasti udah gue lumat habis.
“E,,,,,,,, sebenarnya aku mau ngembaliin ini” via menyodorkan kantong kertas merah cabe yang berlabel sebuah merk.
“Apa ini?”
“Baju yang kamu belikan untukku waktu itu. Maaf ya, baru bisa ngembaliin sekarang”
“Lho, kenapa? Nggak suka?”
“Suka. Tapi kan kamu bukan sapa sapa aku, dan aku nggak enak nerima baju itu”
“Tapi gue nggak punya adik cewek”
“Kalo gitu kamu kasih pacar kamu aja!”dia keukeuh mau ngembaliin baju ini.
“Gue gak punya pacar kok jadi loe terima aja ya!”
"Nggak ah, aku gak mau. Aku kan bukan sapa sapa kamu!”
“Jadi kalo loe temen special gue, apa loe mau nerima ini?” Via hanya diam dan menatap mata gue.
“Viaa,,”panggil gue pelan. Dia masih diam.
“Viaa,,”kali ini agak nyaring.
“Ya?”
“Loe gakpapa kan?”
“Eh,,,,, ng ngak apa-apa kok”jawabnya terbata bata lalu menunduk malu.
“Via, gue boleh ngomong sesuatu gak?”
“Apa?”
“Sejak pertemuan itu, loe selalu ada di mat ague setiap saat,,,,,,,,”
“Eh,,?!?”gue tersenyum
“Gue juga gak tau kenapa, tapi yang jelas gue selalu kangen ama loe”ucap gue dengan wajah seserius mungkin. Gue gak mau kehilangan dia untuk kedua kalinya.
“Maksud kamu apa?”sejenak gue menghela nafas panjang.
“Gue mau,,,,, lo jadi,,, pacar gue.”
“tapi umurku,,,”
“Gue tahu, tapi seenggaknya izinkan gue mendampingi loe melewati hidup sampai ajal menjemput loe”
“Apa kamu serius?”tanyanya sensi. Gue nganguk mantap.
“Apa nanti kamu gak akan menyesalinya?”
Gue nganguk lagi dengan hati harap harap cemas. Semoga aja gue diterima. Amien.
Sivia menghela nafas panjang daannn,,,,,
“YA!”dia menganguk sambil tersenyum lalu memeluk tubuh gue.
“Aku seneng,,,, sekali. Akhirnya mimpiku mempunyai pacar KEREN kaya temen temenku terwujud”
Keren? Dia bilang gue keren? Oh,,,,,, rasanya tubuh gue, melayang ke langit ketujuh.*lebay*. Thankz God! Gue janji, gue pasti akan selalu membuatnya tersenyum. Membuatnya bahagia menjalani hidup. SIVIA AZIZAH.
~~~ TAMAT ~~~
KARYA : FITRIA ISRIANTI
Sekolah : SMA Model Negeri 1 Du-Sel