Nov 26, 2011

Puisi-Puisi Imanuel Ginting

Wah, puisi-puisi bang Noel G ini juara Bang. Keren anget nih...!!

Galau Aku Memujamu

Dengan gila kau telah menyemai bebiji resah di dadaku pada kemarau yang lalu
kini meraja akarnya merayap raga serupa nadi
rantingnya tekun mencipta resah menari
daunnya biru melambai, ciptakan haru jiwa yang pemalu
buahnya adalah galau
galau meracau
menyesak dada laksa benalu
uffff....
menolehlah ke arahku wahai yang bintang
di sini aku menunggu sinarmu seperti pagi ridukan terang
kirimkanlah aku walau sejenak kau bisa
sebentuk sungging di kelopak berbisa
agar kutelan rinduku tuntaskan malam
esok kunanti kau kembali di persimpangan abadi nan kelam
karena tak pernah kutahu kapan aku berani
persembahkan sepotong hati yang kumiliki
atau kuberi kau belati tuk rajam dadaku
temukan hatiku berisi namamu

Noeel G.



Perempuan Sejati

Dialah perempuan yang mencipta keputusan pada pagi dingin
seusai perjalanan malam mencekam dihalau lolongan anjing liar
melewati pergulatan bumi-langit lahirkan hati berdarahdarah
pendar mata memudar paksa hadirkan sebentuk anggukan

berpantang mengundang sesal s'bab sekali berarti sampai mati
segenggam janji harus disemai hingga berbuah tuaian
pada akar hingga ke batang
pada ranting dan daun-daun
bahkan jua pada rerumput yang hadir bernaung

hidup untuk mengabdi pada lukisan di telapak tangan
larutkan segala rasa di meja hidangan
meluruh semua mimpi karena waktu tak pernah menunggu lelap
kini dia terkapar di sudut waktu menanti senja usai
dalam balutan raga rapuh
menanti mentari jingga berteman dogma yang terpatri...

(Selamat jalan "Perempuan Sejati"...)

Noeel G.



Kau Seperti Kuntilanak

Malam larut ke dalam gelas kopiku
ketika bayangmu hadir seperti hantu
menari 'striptis' di lorong benakku
hingga paksaku seruput lagi
larutan setan pembenci kantuk
siksa ragaku yang lelah menyumpah
pada liukmu yang kian pongah
sudahlah...
tak bisakah kau enyah sejenak?
atau sekedar rehat menyesak?
pindahlah barang sesaat ke dalam semak
atau mendekamlah di pohon salak
agar kusumpah durinya menyalak hingga kau gawat
tapi kau begitu kuat
kian meraja laksa keramat
puaslah kau lihatku sesak
sekarat pucat...meratapratap
sungguh kau memang seperti kuntilanak...

tengahmalam04112011

Noeel G.



Kau (...kah Itu)

Kuterima kiriman rindumu dengan utuh pada angin sepoisepoi
berwujud nafas yang hangat di pucuk hidungku
kuendus dan meresap sampai ke hati
kuteliti tekun di rongga dada sebentuk setia yang pernah kau janji pada daundaun
bahwa jiwa tak pernah menua
bahkan saat mentari kehilangan pijarnya
kuharap kau mau ulangi jejak kita yang usang
pada malam ketika mata kita bersirobok lekat tak bersekat
pada pagi saat kau seka bulir bening di sudut keningku
tak lekang aromamu manis merebak di taman samping
tiada jemu kureka hingga raga merebah pasrah
dan kutemukan kau ternyata masih jauh
seketika...
desah rumpun bambu menertawakanku

(malampenantian261011)