Cerita cinta kali ini adalah milik Kika, remaja 17 tahun asal kota kembang Bandung. Kika, akan berbagi mengenai kisah cintanya saat nembak cowok idamannya, Dedy yang sudah dia kenal beberapa waktu lalu. Kalo kamu juga punya kisah cinta yang menarik, jangan simpan dalam hati. Ayo bagikan di blog ini biar dibaca oleh banyak orang. Siapa tau pengalaman cinta kamu bisa jadi inspirasi buat yang lain.Caranya kirim ke email: sigenblog@yahoo.com.
Aku paling suka olahraga di minggu pagi.Apalagi di lapangan GOR Padjadjaran. Setiap minggunya tumpah ruah warga ke tempat itu. Tua muda dengan segala gayanya. Khusus buat yang masih remaja kayak aku ini, hehe, selain olahraga, minggu pagi ini juga jadi ajang buat ngeceng. Wajar aja sih, lagian banyak banget cowo-cowok keren ikutan lari pagi. Wuiiiih.., tinggal pilih mau yang kayak gimana? Ayo dipilih.., dipilih....
Aku sendiri jarang pergi sendirian ke GOR. Kalau kakakku lagi males, terpaksa shubuh-shubuh aku aku mesti neleponin anak-anak. Paling banyak tiga orang lah. Kalo udah jalan bareng temen se-geng, ditanggung rame, abis kita jadi sok centil. Namanya juga cewek.
Atletik memang jadi olahraga favoritku. Di sekolah, aku mungkin termasuk anak cewek yang seneng lari kencang. Apalagi kalo ada test lari. Waktu tercepat sudah di tangan lah. Makanya anak-anak ngasih aku julukan Xena. Padahal Xena kan lebih jago berantem yah? Lagi pula aku ngga begitu alergi sama cowok, beda dengan Xena.
Buktinya, tiga bulan lalu aku dibuat gemeteran ama salah satu cowok yang sering aku lihat di GOR, namanya Dedy. Badannya tuh, atletis banget. Di GOR dia lebih sering ada di lapangan basket bareng temen-temennya. Gayanya basketball maniak banget deh. Aku mulai merhatiin dia kalo habis selesai lari pagi di linatsan, sama anak-anak pasti langsung nonton mereka yang lagi latihan basket. Tentu saja karena anak-anak basket 'teh' ganteng-ganteng. Sambil ngerumpi sekalian ngeceng gitu loh..!
Keseringan ngeliat mereka main basket, lama-lama udah kayak cheerleader aja. Cuek aja sih, lagian mereka kayaknya seneng-seneng aja tuh, kita sorakin. Malahan mulai deh, mereka godain kita-kita. Termasuk si Dedy itu, aduh... senengnya..! Dia itu anak kelas 3 SMU Negeri. Akhirnya kita bisa deket, sms an, jalan dan nonton bareng. Tapi ya itu, sejauh ini dia belum juga nembak aku. Aku sendiri menunggu saat-saat itu. Ah, Dedy rasanya anteng-anteng aja. Bikin penasaran.
Masa mesti aku yang nembak duluan? Ah, siapa takut!
Singkat cerita, hari minggu bulan lalu, aku mulai memasang rencana. Aku harus nembak Dedy! No matter what the say, hehe. Aku harus mastiin perasaan Dedy ke aku bagai mana? Jangan-jangan dia cuma mau mainin aku lagi. Malam minggu sebelumnya aku SMS Dedy buat bikin janji; Ded, Bsk ktemuan y di GOR. Sprti biasa. Buaiii. sms terkirim. OKE, balasan dari seberang sana. Minggu pagi aku sudah siap dengan seragam atletik ku. Sengaja aku pergi sendirian pagi itu. Biar ngga ada yang tahu dan ganggu aja.
"Hei Ka, tumben sednirian? Sekarang kita udah ketemuan, nah ada apa nih?" Sapa Dedy.
"Aku mau ngajakin kamu balap lari, berani ngga?" Tantangku.
"Hah, ngga salah tuh? Yang bener aja ah," elaknya.
"Berani nggak? Serius nih!" ulangku sambil lari-lari ditempat.
"Berapa keliling?' gayung bersambut juga.
"Sama kamu lima aja deh, gimana deal?"
"Deal!!"
Di arena atlwtik masih belum ramai. Jadi aku dan Dedy bisa ngambil posisi buat balap lari agak leluasa. Ambil posisi, siap, satu-dua-tiga..!!! Syut Dedy lari lebih dulu, aku mengikuti satu meter di belakangnya. Saatnya tiba. Syut, aku mulai mengejarnya, mendekaitnya, semakin dekat, dan "Ded...!!!" setengah berteriak tanpa menghentikan lariku.
"Apa Ka?" tanyanya sambil berusaha mengejar. Sayang jarak ku dengannya sudah cukup jauh. Kakiku berlari cukup kencang.
Masuk putaran kedua, Dedy lima meter di belakangku. Mulai menyusul, aku mulai melambat.
"KKKKaaaa, ada apa?" tanyanya sambil terengah-engah.
"Kejar aku baru aku terusin omongan tadi," tantangku.
"Huh," keluh Dedy di belakangku.
Dedy terlihat berusaha untuk mendahuluiku, nafasnya sudah tersengal-sengal. Kesannya dikerjain banget yah? Hehe, menjelang putaran ke empat Dedy mulai mensejajariku.
"Ayo KKKa, terusin omongannya." Katanya.
"Dedy, kita udah lama juga jalan bareng yah?" tanyaku dengan mengatur nafas.
"Iya, iya, terus kenapa?" tanyanya dengan nafas berantakan.
"Kamu ada persaan ngga sama aku, soalnya setelah beberapa kali kita jalan, aku ada perasaan sama kamu, dan itu bukan perasaan seperti temen biasa aja. Aku cinta kamu," tembakku langsung.
"Haaah, serius neh? hehe, aduh kok kaya gini sih? hehe" Dedi malah cengengesan.
"Aku mau jawaban dari kamu Ded, batasnya tinggal satu putaran lagi nih," kataku tegas.
"Cukup, cukup kamu ngga perlu nunggu satu putaran lagi, aku udah ngga kuat lari lagi neh. Jawabanku iya, aku juga ada perasaan yang sama, sama kamu. Hmmmp, cukup, cukup, kita berhenti deh, hmmmppp..." Dedy mendadak menepi ke lapangan rumput.
Gubrakk.., dengan lemasnya dia menjatuhkan diri. Keringat membanjiri badannya. Saat aku samperin dia udah ngga bisa ngomong lagi.
"Payah kamu Ded, hehe, sindirku.
"Yah.., yangngng penting, aku udah ja.....wab kan?" katanya dengan ternbata-bata.
Aku cuma senyum mendengarnya. Waktu semakin siang. GOR semakin rame, semakin banyak orang. Diantara mereka, adakah yang tahu kalau aku dan Dedy sudah jadian?
Hehe, Di dalam tubuh yang sehat terdapat cinta yang kuat...