Sep 17, 2009

Cerita Mudik Lebaran dan Pembiusan

Suhendi tergolek lemas di ranjang sebuah Rumah Sakit. Kepalanya masih terasa pening dan perutnya masih terasa mual-mual, serta kesadarannya yang belum pulih benar. Ia ditemukan oleh warga tergeletak di bangku Terminal sekitar jam 5 shubuh. Diduga Suhendi adalah korban pembiusan. Itu terjadi saat dia sedang menunggu Bis yang akan mengantarnya mudik lebaran ke kampung halamnnya, Bogor. Sekarang, Suhendi terpaksa harus melupakan keinginannya untuk mudik dan berlebaran di kampung halamannya beserta sanak keluarga. Pasalnya, semua barang bawaannya raib digondol si pelaku pembiusan. Uang sebesar 2 juta rupiah, Handphone Nokia N73 (iklan), serta jam tangannya pun ikut hilang.


Cerita di atas bukanlah sebuah dongeng atau salah satu adegan dari sebuah Film atau sinetron. Cerita tersebut benar-benar nyata dan terjadi.
Kejadian bermula ketika Suhendi sedang menunggu Bis yang akan mengantarkannya  pulang kampung ke Bogor, kota kelahirannya. Saat itulah dia berkenalan dengan dua orang pria. Mereka mengaku berasal dari kota yang sama dengan Suhendi, Bogor. Mendengar hal itu Suhendi girang bukan main. Mendapat teman seperjalanan yang satu daerah dengannya.


"Maklum, orang Indonesia. Kalau di mperantauan ketemu dengan orang yang sedaerah, apalagi satu kampung, senangnya bukan main. Kayak ketemu dengan saudara kandung"


Suhendi pun tidak ragu menawarkan beberapa batang rokok kepada kedua kenalan barunya itu. Kedua orang itu pun tidak ragu menerima penawaran dari Suhendi. Keakraban sudah terlihat di antara mereka bertiga. Sampai ketika salah seorang dari mereka menawari minuman dengan merek "ale-ale" (iklan lagi), Suhendi tidak menaruh curiga sedikit pun bahwa di dalam minuman tersebut mengandung obat bius. Apalagi ketika dia melihat kedua orang itu menenggak minuman yang sama.


Ah, begitu menyegarkan ale-ale itu. Sangat segar saat masuk ke kerongkongannya yang memang kering karena rokok dan kebanyakan ngobrol. Suhendi seperti terhanyut dalam aliran segar-manis ale-ale tersebut. Begitu terhanyut sampai-sampai Suhendi tidak sadarkan diri. Dia juga tidak sadar ketika kedua orang itu menggondol semua barang bawaannya dengan santai. Termasuk dompet beserta isinya, jam tangan dan HP Nokia N73 kesayangannya, serta uang tunai sebesar 2juta rupiah.


Suhendi baru menyadari bahwa dirinya telah menjadi korban pembiusan, setelah berada di Rumah Sakit. Didampingi dua orang aparat kepolisian yang ingin segera memintainya keterangan dan seorang suster cantik yang siap melayanininya... hehe.


Suhendi.., oh Suhendi..!
Maksud hati ingin mudik lebaran
Apa daya jadi korban pembiusan


Hikmah dan pesan moral yang bisa diambil dari cerita diatas adalah "Tidak apa-apa kehilangan harta benda, asalkan bisa bertemu dengan suster cantik di Rumah Sakit."  Gubrak..........!!!!!!!!


Soal hikmahnya, silakan pembaca yang menentukan sendiri deh, yah... Saya yakin yang membaca artikel ini orang-orang pinter semua. Jangan lupa tulis di kolom komentar.

baca juga
10 tips aman berponsel sambil mengemudi
cerita mudik lebaran dan pembiusan
sms lebaran sms idul fitri
tips mudik 2009: tinggalkan rumah dengan aman