Apr 17, 2011

Cerpen - Menerawang Cinta Camelia

Cerpen Cinta oleh: Saidah Umami


Menerawang Cinta Camelia

+Siapa yang kau nanti?,
-Kau sudah tau. Kenapa tanya padaku?
+Ayolah ku tau kau hanya terobsesi padanya.
-Apa maksudmu? Kau tau kan dia cinta pertamaku, dan sampai detik ini aku masih mengharapkannya.
+Aku tau! Tapi coba kau pikirkan, dia sama sekali tak memperhatikanmu. Apa matamu buta?
-Ah, persetan dengan semua itu!

       Percakapan imajiner itu melintas dibenakku.
       Aku menghela napas panjang. Segara ku raih kumpulan rumus IPA yang tergeletak di meja. Sesekali ku alihkan pandanganku ke arah pintu kelas. Bukan! Tepatnya berkali-kali. Dan sudah berkali-kali pula hatiku gundah. Perasaan cemas mulai mengitari gejolak hatiku. Cemas tak bisa menatap wajahnya hari ini.Wajah cantik yang selalu menghiasi alam pikirku.
      
       Yah dia, Camelia Putri. Aku mengaguminya sejak kami sama-sama kelas 5 SD. hingga sekarang ini di kelas 2 SMA. Beruntungnya, setiap naik kelas sampai sekarang ini, kami tak pernah beda ruangan. Mungkin itu salah satu kemurahan Tuhan yang diperuntukan padaku.

       Camelia adalah gadis pujaan semua laki-laki. Parasnya yang cantik, senyumnya yang manis tersungging di bibir tipis merona, lentik bulu matanya yang panjang mampu menggetarkan hati semua pria jika dia berkedip.

       Camelia, Camelia, Camelia. Dia begitu sempurna. Maha karya Tuhan yang begitu menawan. Meski ku hanya bisa mengaguminya dari jauh. Lihatlah aku! Anak culun dan kutu buku. Tak pernah ada waktu untuk bergaul. Setiap hari hanya bergulat dengan tumpukan buku tebal. Tapi aku bersyukur, dengan IQ ku yang tinggi itu, aku bisa berdekatan dengan Camelia. Aku tak akan merasa rugi dan dimanfaatkan.

       "Hai Vin"
       Tiba-tiba suara itu membuyarkan lamunku.
       Dia tersenyum dan langsung duduk disampingku."Apa kau mau membantuku?" tanyanya.
       "Membantu apa?" tanyaku balik.
       Dia kembali tersenyum."Membantuku menyusun tugas karya ilmiah. Kau mau kan?"
      
       Aku hanya bisa mengangguk. Tegang, atau apalah rasanya ini!
      
       "Hai, kenapa Vin?"
       Aku hanya menggeleng.
       Dia tertawa kecil. "Kau lucu."
       "Apanya?" tanyaku bingung.
       "Ya, lucu aja," jawabnya."Kau itu jenius, aku salut ama kamu. Oh iya, satu lagi poin positif untuk mu, yaitu pe-de. Padahal kau itu murid yang dibilang paling aneh di sekolah ini. Culun, lugu, dan ... ah gitu deh! Banyak lho yang ngomong gitu di belakang kamu."
       "Termasuk kamu?" tiba-tiba kata-kata itu langsung keluar begitu saja dari mulutku.
       "Eh, apa menurutmu aku begitu?" tanyanya.
       Aku hanya menggeleng.

       Dia tersenyum. "Kau tau, terkadang aku malah merasa asing dengan diriku sendiri."
       "Apa maksudmu?" tanyaku bingung.
       "Udah! Lupain aja, nggak penting," sahutnya kembali tersenyum.

       "Di man Dion, sang kapten basket itu, atau Roni sang ketua OSIS?" tanyaku tiba-tiba.
       "Kenapa kau tanyakan mereka padaku?"
       "Yah, karena dua pangeran itu yang selalu aja nguber-nguber kamu," jawab ku polos.
       Dia tertawa.
       "Eh, tak ku sangka kau memperhatikan ku. Ku kira pikiranmu hanya terfokus pada buku, buku dan buku aja!"
  
       Tidak! Kalau itu kau, Camelia. Hanya kau, dan memang itu hanya kau. Meski untuk bisa memilikimu hanya sebatas mimpi, khayalan tingkat tinggi!

      
"Aku suka deh sama kamu Vin," katanya tiba-tiba.
       Aku memandangnya dengan perasaan bingung.
       "Aku suka dengan cara berpikir kamu. Hidup dengan keadaan apa adanya. Enjoy dengan penampilanmu saat ini. Ah, sedangkan aku sudah masuk ke lingkup yang seperti kamu lihat saat ini, mau berubah aja susah." Dia menatap ku kemudian tertawa. "Eh, bercanda lho, ha...ha...ha..."
    
       Aku hanya tersenyum.
       Tiba-tiba ku dengar suara bel masuk berbunyi.
       "Eh, ya udah ya Vino." Dia tampak mengeluarkan lembaran tugas ilmiah yang ku lihat belum sempat selesai. "Tolong selesaikan ya, plus benahi kalimat-kalimat yang kurang pas!"
       Dia tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan ku menuju tempat duduknya.

       Ah sial, kenapa harus ada bel? Padahal ini kesempatan langka buatku hanya untuk dapat berbincang dengan Camelia, pikirku.

*******

       Brengsek! Ingin ku rasanya mengutuk waktu, yang begitu cepat memisahkan ku dengannya. Waktu yang begitu cepat memanggilnya, dan waktu juga yang membuatku ingin sekali menghajarnya.
       Kini aku hanya bisa mematung menatap gundukan yanah yang masih terlihat baru di hadapan ku.
      
       "Inikah yang kau maksud tempo hari. Kau sudah masuk ke lingkup yang seperti kau lihat saat ini, dan mau merubahnya saja susah. Itukah yang kau maksud Camelia? Melepaskan diri dari jerat narkoba, tapi apa daya kau tak sanggup. Dan kini memang benar, untuk mendapatkan cinta Camelia hanya sebatas mimpi, khayalan tingkat tinggi."
       "Ah, sungguh ironis memang, seorang Camelia!"


===================================================================
BIODATA PENULIS:
Nama : Saidah Umami
Tanggal lahir : 28 Oktober 1995
Alamat : Wong desa je.....!!!
Motto : Tak ada kunci sukses, sukses lahir karena adanya persiapan, kerja keras dan mau bangkit dari kegagalan.
Facebook : syaidaumami@ymail.com