MEMORIES OF INDRA
Karya : zunnita wihar meyla
Tak pernah kusangka akan menjadi seperti ini. Berawal ketika aku bertemu dengan laki laki yang membuat ku melupakan kekasihku. INDRA namanya. Mahasiswa UGM yang kebetulan KKN didaerahku. Pertemuan singkat namun membekaskan luka yang begitu dalam untukku, saat kusadari aku jatuh cinta padanya. Namun, waktu tak mendukung situasi ini.
Terik matahari menyerang tubuhku yang sedang mengikuti jalannya upacara 17 agustus dilapangan yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolahku. Rasa bosan mulai menyelimutiku, tanpa memperhatikan jalannya upacara aku berbincang binncang dengan sahabatku. Tak terasa upacara pengibaran bendera pun usai. Aku berjalan tenang dengan seorang sahabatku, Aya namanya.
Kulihat laki-laki tersenyum padaku dari arah yang berlawanan, dia memakai almamater berwarna abu-abu bertuliskan perguruan tinggi UGM. Aku membalas senyumanya.
“hey.. kamu yang kemarin diwarung mie ayam itu ya? Kenalin aku Indra” ucap laki laki itu sambil menyusul langkahku serta memperkenalkan dirinya.
“oh iyaa.. aku meylla” ucapku sambil melempar senyum paling manis kearahnya.
“hmm.. kamu sekolah dimana mey?” Tanya Indra sembari berjalan disampingku.
“SMA 1 DLINGO kak” jawabku santai.
Namun,ketika ku berusaha tenang rasa itu muncul dengan tiba tiba, rasa dimana seharusnya bukan untuk Indra mengingat aku sudah memiliki kekasih.
“oh.. kemarin aku ke SMA loh, tapi gak ketemu kamu tuh mey” kata Indra
“hmm.. aku gak berangkat sekolah itu.. haha “ jawabku sambil cengegesan Perbincanganku dengan Indra berlanjut sampai dia meminta nomor handphone ku.
****
Dddrrrtt…ddrrrtt… handphone ku bergetar kencang, kuraih dan kutatap layarnya, ada sms dari nomor asing, dan ternyata itu Indra. Sejak saat itu aku dan Indra sering berkirim pesan. Aku menyadari rasaku pada Indra semakin terpupuk. Sore itu pukul 16.00 mobil Indra telah parkir di halaman rumahku, dia menjemputku untuk pergi buka bersama dengannya, sempat sebelumnya kami berkirim pesan singkat. Perjalanan yang membuat jantungku marathon, aku disandingkan dengan laki-laki yang sebelumnya kupikir adalah mimpiku.
“oh tuhan.. jangan biarkan aku jatuh cinta padanya” jeritku dalam hati. Mataku tak bisa lepas dari parasnya yang begitu mempesona.
“mey.. kita mampir tempat temenku dulu ya? Adi namanya, yang waktu itu ketemu juga dilapangan” kata Indra menyadarkan lamunanku.
“oh.. oke”jawabku singkat Indra tersenyum manis dan kembali focus pada mobil yang dia kendarai.
Dua puluh menit begitu cepat berlalu. Aku dan Indra sampai tempat Adi dan langsung jalan lagi. Pukul 19.48 kami pulang. Bukit bintang malam itu menjadi saksi rasaku fatamorgana pada Indra.
***
Semakin hari aku semakin yakin dengan perasaanku pada Indra, kekagumanku menaiki level dan akhirnya ku sadar aku menyukai Indra. Potret-potret tentangnya menemani lamunanku, senyumnya menemani aku pergi ke alam mimpi, serasa hariku paling sempurna. Namun, tanda Tanya besar menyelimuti otakku. Apakah Indra sudah memiliki pendamping ?? Sehari kemudian, aku mengetahui jawabanya.
Menyakitkan.. Benar saja, Indra telah memiliki kekasih dan aku yakin Indra begitu mencintai pasangannya, Mimpiku sirna, perlahan potret potret tentangnya musnah, satu demi satu semua tentangnya menghilang.tak ada senyum manis itu lagi. Satu kalimat yang aku ingat darinya :
“Mey, kalau saja kita bertemu bukan pada saat ini, mungkin semua akan berbeda, aku tetap akan menjadi pengaggummu”
Pada hari itu juga aku merasakan sesuatu hilang dari diriku, dan aku sadar itu adalah kebahagiaanku, hari demi hari kumencoba menyembuhkan lukaku sendiri. Pelan pelan ku mulai melupakan Indra, melupakan kenangan tentang Indra melupakan segala yang berkaitan dengan Indra, namun.. tak semudah membalikkan telapak tangan melakukan semua itu. Bayangan tentangnya masih menghantui setiap malamku. Sungguh ku sulit membersihkan otakku dari kenangan tentang Indra.
***
Hari minggu yang menjenuhkan, aku memutuskan pergi, ku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi menuju rumah sahabatkku. Pukul 17.15 aku dan sahabatku memutuskan untuk buka puasa diwarung mie ayam. Sebelum menuju warung aku menyempatkan diri berdo’a..
*Tuhan.. jika Indra jodohku izinkan aku bertemu dengannya, jika bukan jauhkan kami dan jangan pertemukan kami*
Perjalanan menuju warung aku berbincang bincang dengan sahabatku, tak sengaja mataku tertuju pada laki laki di tempat fotocopy.
“oh Tuhaan.. itu kak Adi, tapi Indra tidak ada” kata ku dalam hati Kekecewaan menyelimutiku. Sampai diwarung aku dan sahabatku memilih tempat duduk paling ujung. Alangkah terkejutnya aku Indra dan Adi juga kewarung tempat aku buka puasa. Kembali jantungku marathon rasa kecewa bercampur seneng jadi satu. Pada saat itu aku benar benar menyadari Tuhan memang tak tidur dan tuhan mendengar doa ku.
*** awalnya kisah ini memang bahagia tapi alangkah lebih baiknya kalau melihat akhirnya. Love is beautiful if we are able to understand the meaning. Cinta itu indah kalau kita mampu memahami artinya.