Apr 16, 2011

Puisi Alam | Kumpulan Puisi Alam

Puisi Alam terbaru 2011 - Kumpulan puisi alam paling lengkap ada di sini: Puisi alam indonesia - Puisi alam semesta - Koleksi puisi tentang keindahan alam - contoh puisi alam pantai dan puisi tentang alam lainnya.

LADANG

ladang gemuk terbentang di antara bukit dan lembah negeriku hutan-hutan lebat dengan aroma wewangi kembang melati dan pandan bermekaran di bedengan waktu. suara gemuruh dari tebing dan ngarai menyibak belukar. langit beludru dengan gugusan kabut menyelimuti mimpi pagi hari mengurung matahari di pembaringan, bulan membelakangi ke arah dinding pagi melepaskan ribuan serangga yang menari ke pucuk-pucuk pulau. di kejauhan sungai –sungai berdenyar di sepanjang pembuluh darah membangunkan duri rindu yang sembunyi di ketiak sunyi. ayam jantan mengepakkan sayap di atas pepohon randu mengusir pagi, megusir matahari. gonggong anjing di tengah belukar dan lenguh kerbau di kubangan memanggil hujan dari bukit-bukit dan bubungan. Musim tanam.

2011


JAMUR

(1) tudung yang menutupi tubuhku menadahi matahari mematangkan spora hitam yang siap menjauh ke tempat-tempat teduh, dan banyak makanan terbubuh aku bentang akar belia mengisap sari resap lalu tumbuh

(2) jika aku berakhir di perapian sampai jumpa di meja makan jika kau berakhir di kulit kalian sampai jumpa di kusut kematinan


FUKUSHIMA

deretan tabung itu meledak memuntahkan gas panas bumi yang kukuh berontak memuntahkan gas naas

langit berkudung abu warna bulu kelabu kematian mengintip di lubang hari yang berkedip

2011


BIJI

Hanya keping, katamu ; di belahan ini aku simpan bakal hidup yang rimbun


BUNGA

Kuncup yang bertunas di ketiak waktu, aku simpan wangi madu. Mahkota menyala, memanggil birahi kekumbang menari di kejauhan. Di kasar belai jemari cuaca, aku titipkan benangsari, butir lelaki yang akan menyerbuki putik merah rindu yang tersembunyi di liang lindu. Musim kembang. Kau datang sebagai lajang, mengusung angin selatan, angin yang mengawinkan tetumbuhan dan hewan-hewan memasuki musim tetas. Yang utuh, hanyalah biji berjatuhan di petang pematang.


DAUN

Penangkap matahari Membakar air dan karbondioksida, butir-butir klorofil mendidih. Energi pertama, persembahan tenaga untuk menggerakkan seluruh dunia


BATANG

Aku tumbuh menjauhi sumbu bumi dan gravitasi, menuju matahari pusaran energi yang memanasi bumi. Aku bertahan mancari keseimbangan ketika angin dan topan berdiri. Aku junjung matahari. Pipa-pipa kecil di tubuhku pengangkut air dan mineral dari dasar menuju dedaunan. Lingkar dagingku adalah pahatan musim yang selalu mengingatkan perjalanan usia. Di serat-serat yang mencuat aku kuatkan hasrat, apakah aku tiang penopang sembahyang atau kayu tatal yang berakhir di tungku pembakaran


AKAR

Sejauh kedalaman bumi kuselami makna kekurangan dan kekeringan. Aku hisap sari-sari tanahmu.Aku simpan lendir cair yang menyelimuti porin-pori mulutku. Aku tahan di sekujur badan yang meregang dan aku muntahkan jadi mata air buatmu.

Sejauh kedalaman aku susuri kegelapan matahari. Lorong-lorong memanjangkan tubuhku, menyusu batu-batu, dan bau tanah yang amat aku kenal menenun jala ke seluruh arah, merangkul tubuhku yang membelit waktu.


SEMAK

hanya belukar, duri-nyeri mengintai
di antara rambatan sulur buncis dan ubi jalar
sekuntum bunga liar mekar
menebar aroma fajar

Hanya belukar, sembunyian luwak dan garangan
Di antara rerimbun alang-alang dan herba liar
Seekor ayam kampung terkapar
Dengan leher terbuka lebar

Hanya belukar, rerimbun di tepian tegal
Tempat sembunyian kanak-kanak main petak umpet
Kumbang dan kembang
Menyerbuki kesepian


MANGGA

pada coklat muda daun mangga aku titip mekar kembang setandan kupu-kupu kecil terbang mandi matahari

pagi pun menguap di antara suara handtractor membalikkan lelumpur sawah angin mengusung wangi kembang jantan mengawinkan putik kembang

bakal-bakal bergeletar di tangkai hijau menyusu hujan mengunyah awan

bakal yang siap melunasi keinginan, dan menyejukkan kerongkongan namun, kalau pun gagal jadi buah kita bertemu di pasar sambil menimbang dan tawar-menawar


SULUK LAUT I

tiga perempat dari bumi ini laut
kau menjelma sama dalam diriku

matahari-bulan bergantian
berenang
diantara lekuk ombak
dan degup gelombang

sekawanan bidadari
dan malaikat
mengepakkan sayap di pasir
menulis ayat karang dengan tanda

engkau laut
pasang-surut
bergantung pada kataku

Madura / 2006/2010

Lihat Kumpulan Puisi Lainnya >> Puisi Persahabatan >> Puisi Patah Hati >> Puisi Romantis >> Puisi Rindu >> Puisi Sahabat >> Puisi Ibu >> Puisi Lucu >> Puisi Sakit Hati >> Puisi Perpisahan >> Puisi Putus Cinta >> Puisi Sedih >> Puisi Bahasa Inggris >> Puisi Sunda >> Puisi Cinta Kahlil Gibran >> Puisi Harapan >> Puisi Kehidupan >> Puisi Kangen >> Puisi Humor >> Puisi Gombal >> Puisi Jatuh Cinta >> Puisi Hujan